Studi kebisingan pada industri pembuatan genteng PT.KIA Assosiation Cileungsi serta pengaruhnya terhadap pekerja
D Dengan meningkatnya industri genteng keramik maka semakin meningkat juga timbulnya permasalahan Iingkungan hidup antara lain kebisingan. Untuk lingkungan kerja kebisingan berasal dari suara mesin, yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran dan gangguan komunikasi. Kebisingan di industri pembuatan genteng PT. KIA Assosiation Cileungsi, mempunyai nilai tingkat paparan kebisingan yang tinggi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat paparan kebisingan diPT.KIA Assosiation, untuk mengetahui gangguan, keluhan yang derita oleh para pekerja, sampai sejauh mana• terjadinya penurunan daya dengar serta untuk mengetahui kepatuhan pemakaian alat pelindung telinga.Penelitian dilakukan pada industri bahan baku genteng PT.KIA dilingkungan kerja pada unit Forming dan Preparasi Massa I dengan menggunakan Sound Level Meter danstandar OSHA (Occupation Safety and Healt Act). Pengukuran tingkat paparan kebisingandi unit Forming ada 4 titik dan untuk Preparasi Massa I ada 2 titik.Hasil pengukuran kebisingan untuk ruang Forming nilai tertinggi 93 dB(A) nilaiterendah 90 dB(A) dan Preparasi Massa I nilai tertinggi 84 dBtA) nilai terendah 83 dB(A). Dari basil penyebaran quesioner dapat diketahui jumlah pekerja yang mengalami gangguan pendengaran, gangguan komunikasi. Jumlah quesioner yang terk.umpul 54 responden, 26 responden atau 48, 15 % yang mengalami gangguan pendengaran, 17 dari Forming dan 9 dari Preparasi Massa I dan yang mengalami gangguan komunikasi 16 responden atau 29,63 %, dan yang normal 12 responden atau 22,22 %. Pekerja yang mengalami gangguan pendengaran dilakukan tes audiometri sebanyak 15 pekerja.Maka dapat dilihat bahwa tingkat paparan kebisingan diruang Fanning melebihi Nilai Ambaag Batas (NAB) menurut OSHA (Occupation Safety and Healt Act) yakni 90 dB(A} dan Kep 51/ MEN/1999 untuk waktu pemaparan 8 jam kerja sehari, sedangkan Preparasi massa I tidak melebihi baku mutu berdasarkan Kep 51/MEN/1999 dan berdasarkan OSHA masih dibawah baku mutu. Dari nilai yang didapat dianalisa secara statistik menggunakan metode regresi logistik untuk mengetahui hubungan yang bermakna antara gangguan pendengaran dengan masa kerja, umur, bising dan untuk gangguan komunikasi dengan masa kerja, umur, bising, kepatuhan.Besar resiko pekerja yang berada diruang Farming akan mengalami gangguan pendengaran 2, 18 kali lebih besar dibanding pekerja yang berada di PM I dan besar resiko pekerja yng berada diruang Fanning akan menggalami gangguan komunikasi 2,28 lebih besar dibandingkan pekerja yang berada diruang PM I. Jadi besar resiko pekerja yang berada diruang Forming lebih besar mengalami gangguan komunikasi dan gangguan pendengaran dibandingkan pekerja yang berada di PM I. Maka saran dari peneliti ini adalah untuk mengadakan tes audiometri, diusahakan para pekerja menggunakan alat pelindung telinga, untuk daerah bising yang tertinggi masa kerja maksimum 10 tahun, pemindahan bergilir tempat kerja serta memberi penghalang antarasumber bising dengan penerima.