Pengendalian kegagalan proses produksi perangakat penggerak empat roda dengan menggunakan metode FMEA (Failure Mode Effect and Analysis) dan Sistem Pakar di PT.Hofz Indonesia
S Sejalan dengan berkembangnya sektor perkebunan dan pertambangan, maka kebutuhan akan kendaraan angkutan truck ringan yang menggunakan tenaga empat roda (atau lebih dikenal dengan sebutan Four Wheel Drive) meningkat dengan tajam. PT. HOFZ Indonesia memproduksi kendaraan angkutan truck ringan dengan sistem penggerak empat roda dan membuat sebagian besar komponen sistem penggerak empat roda tersebut di dalam negeri sehingga ketersediaan komponen menjadi mudah dan dapat memuaskan pelanggan. PT. HOFZ Indonesia merupakan perusahaan pertama yang dapat membuat komponen perangkat penggerak empat roda di dalam negeri. Dalam proses produksi, perangkat penggerak empat roda ini ditemukan beberapa kecacatan sehingga dapat menggangu sistem produksinya. Oleh karena itu, PT.HOFZ Indonesia ingin mengetahui apa yang mengakibatkan kecacatan atau kualitas yang rendah dan produk akhir yang dihasilkan. Untuk mengetahui sebab dari kecacatan produk, pertama-tama perlu diadakan identifikasi permasalahan dengan cam melakukan wawancara kepada kepala divisi produksi perusahaan sehingga dapat dilakukan penelitian menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dengan metode ini, kita dapat mengetahui penyebab dari kegagalan proses sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk mengatasi masalah kegagalan proses yang dihadapi perusahaan. Nilai RPN didapatkan dengan melakukan perhitungan perkalian antara nilai severity, occurrence, dan detectability, kemudian dipilih RPN yang tertinggi, lalu hasil dari FMEA akan direfleksikan ke dalam sistem pakar/expert sistem dengan menggunakan decision tree. Pada akhir proses pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada FMEA terdapat 3 proses yang memiliki nilai RPN tertinggi yaitu 'proses boring pada trunion'(RPN : 192); 'proses facing, drilling, boring' (RPN : 168) dan 'incoming material' (RPN : 120). Expert system akan menyimpan kepakaran seorang pakar dart akan mernberikan kemudahan kepada penggunanya untuk mengoperasikan program ini. Expert system ini menggunakan software Winexsys, dimana program ini dapat menjadi sumber informasi untuk para pekerja di perusahaan tersebut untuk memudahkan proses pencarian informasi dan proses pengambilan keputusan dalam menghadapi berbagai masaiait daiam proses produksi tanpa hams berhubungan langsung dengan pakarnya.
T Through the development of plantation and mining industries, the requirement of light truck vehicle, which uses the power of Four Wheel Drive has been increased. HOFZ Indonesia Pty Ltd is the first company who manufactures light truck vehicle with four-wheel drive system and most of its component in Indonesia, therefore costumers are be able to get the components easily with no hassle. There are some faulty in the production process, which can interrupt the production system, therefore the company wants to know what cause the faulty or low quality from the final product. To investigate this problem, firstly, the problem itself needs to be identified by interviewing the Head of Production in the company, so that research can be done with Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method. Through this method, we can identify the problem from the damaged process, so the company can find the solution to solve the problem. RPN can be obtained by calculating multiplication of severity, occurrence and detectability and then choose the highest RPN, the result from FMEA will be reflected into the expert system with decision tree. At the end of the data processing, it can be conclude that there are 3 processes at FMEA which have the highest RPN such as `trunion boring process' (RPN : 192); 'the process of facing, drilling, boring' (RPN : 168); 'incoming material' (RPN : 120). Expert system will save the expertise results and give the easiness to the users to operate this program. The expert system uses Winexsys software, which is the program that can be the source of information to the workers in the company, so it is going to be easier to find the information process and also decision making when there is a problem in the production process without direct contact to the expertise.