Hubungan paparan asap rokok dengan angka kejadian kelahiran prematur pada ibu usia 20-35 tahun
P Prematur merupakan suatu kondisi bayi dilahirkan saat usia kehamilan tidak mencapai batas waktu yang optimal, yaitu kurang dari 37 minggu. Laporan WHO pada tahun 2017 menunjukan bahwa penyebab kematian neonatus paling umum di Indonesia merupakan kelahiran prematur. Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya kelahiran prematur, salah satunya adalah paparan asap rokok, oleh karena tingginya kadar nikotin dan karbon dioksida dalam asap rokok.METODEPenelitian ini menggunakan desain case control. Populasi penelitian adalah ibu berusia 20-35 tahun yang melahirkan di RSUD Tarakan Jakarta, RSUD Banyumas, dan RSU Bhakti Asih periode Januari 2022 - Desember 2023. Sampel penelitian berjumlah 38 pasang sampel, dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:1. Data penelitian dianalisis dengan uji chi-square dan fisher exact.HASILHasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, paparan asap rokok kehamilan tidak berisiko, status paritas primipara, sebagian besar tidak memiliki riwayat kelahiran prematur sebelumnya, dan rutin melakukan kunjungan antenatal. Ditemukan adanya hubungan antara paparan asap rokok (p=0,036) dan frekuensi kunjungan antenatal (p=0,033) dengan kejadian kelahiran prematur. Namun, tidak ditemukan adanya hubungan antara status paritas (p=0,251) dan riwayat kelahiran prematur sebelumnya (p=1,000) dengan kejadian kelahiran prematur.KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paparan asap rokok dan frekuensi kunjungan antenatal kejadian kelahiran prematur. Namun tidak ditemukan adanya hubungan antara status paritas dan riwayat kelahiran prematur sebelumnya dengan kejadian kelahiran prematur.
P Premature birth is a condition where a baby is born when the gestational age doesn\'t reach the optimal term, which is less than 37 weeks. WHO report in 2017 shows that the common cause of neonatal death in Indonesia is premature birth. There are several risk factors for premature birth, one of which is exposure to cigarette smoke, due to the high levels of nicotine and carbon dioxide in cigarette smoke.METHODThis research uses case control design. The population are mothers aged 20-35 years who gave birth at RSUD Tarakan Jakarta, RSUD Banyumas, and RSU Bhakti Asih throughout January 2022 - December 2023. There\'s a total of 38 pairs sample, with a case and control ratio of 1:1. Data were analyzed using chi-square and Fisher exact tests.RESULTSThe results shows that majority of respondents has a high school education, housewives, not exposed to a risky cigarette smoke, primiparous, no history of premature birth, and had regular antenatal visits. A relationship was found between exposure to cigarette smoke (p=0,036) and frequency of antenatal visits (p=0,033) with premature birth. However, no relationship was found between parity status (p=0,251) and previous history of premature (p=1,000) with premature birth.CONCLUSIONThis research shows that there\'s a relationship between exposure to cigarette smoke and the frequency of antenatal visits with premature birth. However, there\'s no significant relationship between parity status and history of premature birth with premature birth.