Sosialisasi pemanfaatan limbah kulit pisang dan nanas menjadi energi alternatif bioetanol di Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat
B Beberapa tahun terakhir ini, energi merupakan persoalan yang krusial tidak hanya secara nasional, namun juga menjadi persoalan di dunia. Dengan meningkatnya permintaan dan keperluan akan bahan bakar fosil, sedangkan cadangan minyak dan gas bumi semakin menipis, menyebabkan kelangkaan BBM dan gas. Oleh karena itu, diperlukan sumber energi alternatif yang mampu mengatasi krisis energi tersebut. Salah satu cara mengatasi kelangkaan energi, khususnya energi dari bahan bakar fossil adalah dengan mengembangkan salah satu sumber energi alternatif yaitu Bioetanol. Bioethanol dapat diproduksi dengan cara fermentasi glukosa menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae).Selain permasalahan kelangkaan bahan bakar yang berasal dari fossil (BBM dan gas), di Indonesia juga sedang mengalami permasalahan sampah. Adanya penumpukan sampah dan permasalahan dalam pengolahannya, menyebabkan timbulnya polusi dan pencemaran sampai munculnya berbagai penyakit yang berasal dari sampah. Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta, volume sampah di ibu kota meningkat menjadi 6700 ton/hari, dari awalnya hanya dibawah 6000 ton/hari. Salah satu peranan untuk membantu mengurangi permasalahan sampah di DKI Jakarta adalah dengan pemanfaatan sampah organik menjadi salah satu sumber alternatif, yaitu Bioetanol.