Kajian kondisi perairan Teluk Jakarta menggunakan fitoplankton sebagai indikator pencemaran
P Perairan Teluk Jakarta mempunyai arti penting karena peranannya sebagai medium perhubungan laut, sumber perikanan, pariwisata danreakreasi, Tetapi di samping itu Teluk ini juga berfungsi sebagai tempat akhir pembuangan berbagai bahan buangan yang datang dari darat ataupun dari hasil kegiatan di laut. Adanya berbagai macam tekanan terhadap lingkungan perairan, menyebabkan kondisi perairan Teluk Jakarta mengalami kemunduran sepanjang tahun. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi perairan Teluk Jakarta adalah dengan mempelajari tentang kelimpahan dan struktur komunitas fitoplankton di perairan. Penelitian bertujuan mempelajari kelimpahan fitoplankton serta analisis struktur komunitas seperti keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan saprobitas, yang kaitannya dengan pencemaran di perairan. Penelitian dilakukan sejak bulan Oktober sampai dengan Januari 2004. Analisis contoh fitoplankton dilaksanakan pada tanggal 14 - 30 Januari 2004 di Laboratorium Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Muara Baru, Jakarta. Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan replikasi pada 3 titik di 5 stasiun bagian barat Teluk Jakarta yang mewakili perairan sungai, muara dan laut. Analisis contoh fitoplankton dilakukan dengan metode pencacahan menggunakan Sedgwick-Rafter Counting Cell. Hasil penelitian menunjukkan di perairan Teluk Jakarta ditemukan 38 jenis fitoplankton dari kelompok diatom (Klas Bacillariophyceae) terdiri dari 25 jenis dan non-diatom masing-masing dari Klas Cyanophyceae (4 jenis), Klas Dinophyceae (7 jenis) serta pada stasiun sungai ditemukan fitoplankton jenis air tawar dari Klas Chlorophyta (2 jenis). Kefimpahan di Stasiun Marina tertinggi di Muara Marina dengan kelimpahan 20.676.533 sel/m3• Kelimpahan di Stasiun Karang tertinggi di Sungai Karang dengan kelimpahan 7. 728.667 sel/m3• Kelimpahan di Stasiun Angke tertinggi di Muara Angke dengan kelimpahan 44.348.267 sel/m3• Kelimpahan di Stasiun Cengkareng tertinggi di Muara Cengkareng dengan kelimpahan 15.936.841 sel/m3 dan kelimpahan di Stasiun Kamal tertinggi di Muara Kamal dengan kelimpahan 24.258.800 sel/m3• Komposisi fitoplankton didominasi oleh diatom (Kelas Bacillariophyceae) yaitu Chaetoceros, Skeletonema sedangkan non-diatom yang ditemukan dari Kelas Dinophyceae adalah Ceratium, Dinophysis, dan Noctiluca. Struktur komunitas di titik sungai di setiap stasiun didapatkan indeks keanekaragaman dan keseragaman tertinggi di Sungai Cengkareng dengan H' = 0,6764 dan E = 0,2388 indeks dominansi tertinggi di Sungai Ciliwung dengan D = 0,9213 sedangkan indeks saprobitas memiliki kisaran X = 0,7310 - 0,9985 dimana perairan sungai dalam kondisi tercemar ringan. Struktur komunitas di titik muara di setiap stasiun didapatkan indeks keanekaragaman dankeseragaman tertinggi di Muara Karang dengan H' = 1,7507 dan E = 0,5518 indeks dominansi->tertinggi di Muara Marina dengan D = 0,8004 sedangkan indeks saprobitas memiliki kisaran X= 0,7310 - 0,9985 dimana perairan muara dalam kondisi tercemar ringan. Struktur komunitas di titik taut di setiap stasiun didapatkan indeks keanekaragaman tertinggi di LautKarang dengan H' = 1,9880 keseragaman tertinggi di Muara Karang dengan E = 0,6432 indeksdominansi tertinggi di Laut Kamal dengan • D =0,4267.sementara indeks saprobitas di lautmemiliki kisaran X= 0,9995 - 1 dimana perairan laut dalam kondisi tercemar ringan.
J Jakarta bay is importance because it have many function which are a medium communication at the sea, fishery sources, tourism and recreation. However, besides that, this estuaries also functioned as the final place to throw out the wastes coming from the land and the activities at the sea. The pressures toward the estuaries has caused the quality declined throughout out the year of Jakarta bay. One of the technique to know the condition of Jakarta bay is by learning about the abundance and structure of phytoplankton community at the waters. The research is aimed to learn about the abundance and analysis of community structure such as diversity, evenness, dominance and saprobic related with the pollution at the waters. The research taken place since October to January 2004. The analysis of phytoplankton sample conducted on January 14 - 30, 2004 at Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Muara Baru, Jakarta. The collection of phytoplankton samples made replications at 3 locations at 5 stations of western part of Jakarta bay representing the rivers, estuaries and seas. The analysis of phytoplankton sample conducted by counting method using Sedgwick-Rafter Counting Cell. The research results indicate that in Jakarta bay found 38 species of phytoplankton from Bacillariophyceae class consisting of 25 species and non Bacillariophyceae class each from Cyanophyceae class (4 species), Dinophyceae class (7 species) and at the river stations found the phytoplankton of freshwater species, its Chlorophyta class (2 species). The highest abundance at Marina Station found at Muara Marina it is about 20.676.533 cell/rrr', The highest abundance at Karang Station found at Sungai Karang it is about 7.728.667 cell/m3• The highest abundance at Angke Stasiun found at Muara Angke it is about 44.348.267 cell/m3• The highest abundance at Cengkareng Station found at Muara Cengkareng it is about 15.936.841 cell/nr' and the highest abundance at Kamal Station found at Muara Kamal it is about 24.258.800 cell/m3• The composition of phytoplankton dominated by the Bacillariophyceae which are Chaetoceros sp, and Skeletonema sp while non Bacillariophyceae found from the Dinophyceae class are Ceratium sp, Dinophysis sp, and Noctiluca sp. The highest community structure at the rivers found the diversity and evenness index at Sungai Cengkareng with rate of H'=0,6764 and E =0,2388 while the highest dominance index found at Sungai Ciliwung D=0,9213 while saprobic index at the rivers shows the range X=O,7310-0,9985 where recognized that the rivers in the low polluted condition. The highest community structure at the estuaries found the diversity and evenness index at Muara Karang with the rate ofH'= 1,7507 and E= 0,5518 while the highest dominance found at Muara Marina with D=0,8004. The saprobic index at estuaries shows the range X =O, 7310-0,9985 where recognized that the estuaries in the low polluted condition. The highest community structure at the seas found the diversity index at Laut Karang with H'=l,9880 the highest evenness at Muara Karang with E = 0,6432 while the highest dominance index at Laut Kamal with D =0,4267. The saprobic index at seas shows that the range X =0,9995-1,000 where recognize that the seas in the low polluted condition by organic and inorganic materials.