Kajian kualitas udara ambien dengan low cost sensor partikulat ï‚£ 2,5 (PM2.5) dan Sulfur Dioksida (SO2) di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan
K Kecamatan Pancoran di Jakarta Selatan merupakan daerah yang memiliki tingkat pembangunan apartemen dan transportasi umum seperti LRT yang tinggi serta memiliki ruang terbuka hijau yang cukup luas yaitu Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan konsentrasi PM2,5 dan SO2 pada saat bulan puasa dan setelah bulan puasa di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Alat ukur yang digunakan adalah Edimax AirBox untuk PM2.5 dan low-cost sensorMQ-136 yang dirakit untuk SO2 dimana masing-masing alat telah melewati uji banding di Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Jakarta. Pengambilan data dilakukan di 4 titik sampling yang mewakili daerah pemukiman, daerah komersial, ruang terbuka hijau dan tepi jalan raya. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 tahap. Tahap I dilakukan pengambilan data 24 jam sebanyak 2 kali di setiap titik sampling selama 8 hari. Tahap II dilakukan pengambilan data segmentasi pagi, siang dan malam pada masingmasing titik selama 1 jam dalam 4 hari. Masing-masing tahap dilakukan di bulan puasa dan setelah bulan puasa. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi PM2,5 dan SO2 di bulan puasa sebesar 68,21 μg/Nm3 dan 41,71 μg/Nm3, sedangkan konsentrasi ratarata PM2,5 dan SO2 setelah bulan puasa sebesar 76,50 μg/Nm3 dan 46,59 μg/Nm3. Konsentrasi PM2,5 dan SO2 mengalami peningkatan setelah bulan puasa yang dapat terjadi karena aktivitas penduduk yang lebih ramai dibandingkan di bulan puasa. Konsentrasi PM2,5 tersebut juga telah melewati baku mutu DKI Jakarta 65 ug/Nm3, sedangkan untuk SO2 masih di bawah baku mutu 260 μg/Nm3. Kedua konsentrasi ini telah melewati baku mutu udara WHO yaitu 25 μg/Nm3 untuk PM2,5 dan 20 μg/Nm3 untuk SO2. Upaya yang dapat dilakukan untuk mereduksi konsentrasi PM2,5 dan SO2 adalah dengan penanaman vegatasi di antara jalan dan pemukiman atau dengan penerapan regulasi emisi kendaraan bermotor.
P Pancoran District is one of South Jakarta’s District that have high development rate of apartment, mall, and public transport like LRT and also have green open space that quite spacious called Taman Makam Pahlawan Kalibata. This research purpose is to compare PM2.5 and SO2 concentration on the fasting month and after fasting month at Pancoran District, South Jakarta. The measuring devices that used in this research are Edimax AirBox for PM2.5 and low-cost sensor MQ-136 that has been assembled and passed comparative test at Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Jakarta. This research data are gathered at 4 sampling point which each of sampling point represent settlements residence, commercial area, green open space and side road area. There are 2 step to gathered data for this research, first stepis 24 hour measurement 2 times each of sampling point for total 8 days and second step is segmented measurement of morning, day and night for about 1 hour in 4 days that represent 1 weeks. Each steps is performed on the fasting month and after fasting month. The average concentration for PM2.5 and SO2 on fasting month are 68.21 μg/Nm3 and 41.705 μg/Nm3 while the average concentration after fasting month are76.5 μg/Nm3 and 46.59 μg/Nm3. This show that PM2.5 and SO2 concentration is increased after fasting month that can be happened because of the people activity after fasting month is higher compare to the the activity on fasting month. PM2.5 concentration that have been measured is also beyond air quality standard of DKI Jakarta which is 65 μg/Nm3 meanwhile concentration of SO2 is still below 260 μg/Nm3. However, both of those concentration are above air quality standard of WHO which is 25 μg/Nm3 for PM2.5 and 20 μg/Nm3 for SO2. Effort that can be done to reduce PM2.5 and SO2 concentration is by planting vegetation between roads and residence or by implementing vehicle emission regulation.