Kajian persyaratan termal ruang pamer museum (kasus ruang pamer organisasi sosial dan pola pemukiman) museum nasional Indonesia
R Ruang Pamer benda koleksi dapat memberikan arti penting bagi rancangan bangunan Museum. Salah satu persyaratan teknis dalam ruang pamer Museum adalah harus mempertimbangkan kualitas dari sistem penghawaannya. Selain itu, ruang pamer juga memiliki aspek fisik pada fungsi pameran yaitu lingkungan sekitar yang menjadi parameter pertama untuk menentukan kualitasnya. Museum sendiri memiliki fungsi untuk mewadahi koleksi penting yang sudah terseleksi. Namun, Museum di Indonesia belum dapat mewadahi fungsi pameran dengan baik. Kajian ini bermaksud menjelaskan sejauh mana ruang pamer telah memenuhi persyaratan termal dan faktor apakah yang mempengaruhi dari variabel termal di Museum Nasional Indonesia. Kajian ini dapat digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menentukan langkah perbaikan kualitas pada sistem penghawaan ruang pamer Museum di masa mendatang. Pada penjelasan kajian ini dipaparkan melalui studi teoritis dan menggunakan pendekatan campuran dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Museum ini dipilih sebagai kasus studi karena museum ini memenuhi kriteria pada teknis kajian penulis. Kajian ini menyimpulkan bahwa persyaratan termal di ruang pamer merupakan salah satu faktor utama yang berperan penting pada ruang pamer, karakteristik benda koleksi, dan kondisi vitrin. Dengan merekomendasikan sistem penghawaan sebagai penyusun kondisi termal ruang pamer yang tepat, museum dapat menjalankan peran fungsinya dengan tepat pula. Dalam hal ini, ruang pamer Museum Nasional di gedung B sebagai aspek fisik persyaratan termal dinilai belum berperan secara maksimal.
S Showroom collections can provide a sense of importance for the design of the Museum building. One of the technical requirements in the Museum showrooms is a must considering the quality of the ventilation system. In addition, the exhibition space also has a physical aspect on the function of the exhibition that is the environment that becomes the first parameter to determine its quality. The museum itself has a function to embody important collection that is already selected. However, the Museum in Indonesia has not been able to accomodate the exhibition function properly. This study intends to explain the extent to which showrooms have met the requirements of the thermal and whether that influence of thermal variables at the National Museum of Indonesia. This study can be used as a rationale to determine quality improvement measures on the ventilation system the Museum's exhibition space in the future. On the explanation of the review was presented through the study of theoretical approach and use the mixture with a mix of quantitative and qualitative methods. The Museum was selected as a case study because it meets the criteria on technical studies of the author. This study concluded that the thermal requirements in the showroom is one of the main factors who was instrumental in the showroom, the characteristics of the objects, collections, and display condition. By recommending a system of penghawaan and materials as constituents of thermal condition of a proper exhibition space, the Museum can run the role function appropriately as well. In this case, the National Museum exhibition space in the building B as the physical aspect hasn't been rated thermal requirements plays to its full potential.