Perancangan tata letak lantai produksi dengan pendekatan group technology untuk meminimasi biaya material handling pada PT. Air Surya Radiator
P PT. Air Surya Radiator saat ini menerapkan jenis tata letak proses pada lantai produksi. Penambahan mesin ditempatkan secara tidak beraturan. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang tata letak baru yang lebih baik. Pertama-tama tata letak awal dievaluasi dengan menggunakan Material Handling Evaluation Sheet (MHES) dan menghasilkan biaya material handling sebesar Rp. 324,625,930.16. Kemudian tata letak awal diperbaiki dengan CRAFT (software deCraft) dan menghasilkan biaya sebesar Rp. 285,608,708.39 dengan penurunan 13% dari tata letak awal. Kemudian tata letak alternatif dengan pendekatan group technology layout dengan membentuk kelompok mesin dengan algoritma Rank Order Clustering dan algoritma Similarity Coefficient. Terbentuk 4 kelompok. Efisiensi tertinggi dari group technology diperoleh dari metode Rank Order Clustering yang kemudian diatur tata letak mesin dalam kelompok dengan menggunakan metode Hollier dan Pairwise Exchange berdasarkan frekuensi aliran perpindahan material dan jarak tempuh. Tata letak dengan metode ROC-Hollier menghasilkan biaya material handling sebesar Rp. 238,392,110.07 dengan penurunan 28% dari tata letak awal sedangkan tata letak dengan metode ROC-Pairwise Exchange menghasilkan biaya sebesar Rp . 241,326,296.04 dengan penurunan biaya 26% dari tata letak awal. Sehingga terpilih rancangan tata letak baru yang menggunakan ROC-Hollier. Serta penurunan jumlah operator dari 18 menjadi 13 operator dan penurunan cross traffic sebesar 45% menjadi 147. Dari penurunan biaya tersebut dapat dinyatakan group technology lebih baik dari layout awal (process layout), karena perpindahan banyak terjadi di dalam kelompok yang letak mesinnya berdekatan.
P PT. Air Surya Radiator currently applies a type of process layout to the production floor. The additions to the machine were placed irregularly. The purpose of this research is to design a new, better layout. First, the initial layout was evaluated using a Material Handling Evaluation Sheet (MHES) and resulted in a material handling fee of Rp. 324,625,930.16. Then the initial layout was improved with CRAFT (deCraft software) and resulted in a cost of Rp. 285,608,708.39 with a 13% decrease from the initial layout. Then an alternative layout with the group layout technology approach by forming a machine group with the Rank Order Clustering algorithm and the Similarity Coefficient algorithm. Formed 4 groups. The highest efficiency of the technology group is obtained from the Rank Order Clustering method which then arranges the layout of the machines in groups using the Hollier and Pairwise Exchange methods based on the frequency of material movement flow and the distance traveled. The layout using the ROC-Hollier method resulted in a material handling cost of Rp. 238,392,110.07 with a decrease of 28% from the initial layout while the layout using the ROC-Pairwise Exchange method resulted in a cost of Rp. 241,326,296.04 with a 26% reduction in cost from the initial layout. So a new layout design using ROC-Hollier was selected. As well as a decrease in the number of operators from 18 to 13 operators. From this cost reduction, it can be stated that the technology group is better than the initial layout (process layout), because the displacement occurs a lot in groups with adjacent machines