L Lapangan Ardana merupakan reservoir karbonat yang telah berproduksi sejak tahun 1981. Dalam usaha peningkatan produksi, tahun 2006 mulai dilakukan injeksi air dari dua sumur injeksi air D-04 dan D-05 sebagai kegiatan pressure maintenance dan di tahun 2012 ditambah satu sumur injeksi air E-09. Dari kegiatan injeksi air ini mempengaruhi kenaikan tekanan reservoir. Seiring berjalannya masa produksi, lapangan Ardana mengalami penurunan produksi dan juga di tahun 2017 lalu 2 (dua) sumur injeksi D-05 dan E-09 tidak aktif karena permasalahan mekanikal sumur. Tahun 2020 sesuai dengan rencana kerja telah dilakukan penambahan 2 (dua) sumur produksi dengan penentuan titik lokasi secara konvensional dan didapatkan penambahan produksi minyak sebesar 4.15 MMSTB.Metode Opprotunity Index (OI) pertama kali dipaparkan oleh Molina tahun 2009, metode ini kemudian dimodifikasi oleh Ghazali tahun 2011 dengan penggabungan dari 3 indeks yaitu Movable Oil Index (MOI), Pressure Potential Index (PPI) dan Oil Flow Index (OFI) yang merupakan metode sederhana dan dapat memberikan gambaran dalam penentuan titik lokasi optimal untuk pengembangan suatu lapangan. Penulis melakukan analisis terhadap titik lokasi penambahan 2 (dua) sumur produksi rencana kerja menggunakan metode SOI sesuai dengan nilai SOI yang optimal dan didapatkan penambahan produksi minyak sebesar 4.88 MMSTB. Dari analisis ini, maka dapat disimpulkan bahwa metode SOI ini dapat memberikan gambaran yang optimal dalam pengembangan lapangan. Dikarenakan penambahan 2 sumur produksi sudah dilakukan ditahun 2020, maka metode SOI ini akan digunakan dalam pengembangan lapangan dengan 2 tahapan.Tahapan 1, tahun 2022 dilakukan penambahan 1 (satu) sumur injeksi dan mendapatkan penambahan produksi minyak sebesar 0.71 MMSTB. Selanjutnya tahapan 2, tahun 2023 dilakukan penambahan 1 (satu) sumur produksi dan mendapatkan penambahan produksi minyak sebesar 0.46 MMSTB.