DETAIL KOLEKSI

Analisis performansi layanan siaran televisi melalui satelit dengan menggunakan pita frekuensi ku-band di indonesia


Oleh : Nurul Diena Novania

Info Katalog

Subyek : Television - Communication systems

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2009

Pembimbing 1 : Arifin Nugroho

Kata Kunci : broadcasting, services, satellite

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2009_TS_MTE_162051012_Halaman-Judul.pdf
2. 2009_TS_MTE_162051012_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2009_TS_MTE_162051012_Bab-1_Pendahuluan.pdf 7
4. 2009_TS_MTE_162051012_Bab-2_Landasan-Teori.pdf
5. 2009_TS_MTE_162051012_Bab-3_Pengumpulan-dan-Pengolahan-Data.pdf
6. 2009_TS_MTE_162051012_Bab-4_Analisis-Performansi.pdf
7. 2009_TS_MTE_162051012_Bab-5_Analisis-Turbo-Code.pdf
8. 2009_TS_MTE_162051012_Bab-6_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
9. 2009_TS_MTE_162051012_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2009_TS_MTE_162051012_Lampiran.pdf

1 1de untuk menggunakan satelit untuk menyediakan suatu layanan transmisi langsung ke rumah atau Direct to Home (DTH) sudah terjadi sejak beberapa dekade terakhir, dan pelayanan ini sekarang dikenal sebagai pelayanan direct broadcast satellite (DBS). Sesuai dengan orbit dan jatah frekuensi yang diberikan ITU (International Telecommunication Union), maka Indonesia berhak menduduki C-Band dan Ku-Band. Saat ini, frekuensi C-Band dan Ext.C-Band lebih banyak diminati oleh operator satelit untuk beroperasi diwilayah tropis khususnya Indonesia. Perkembangan permintaan layanan siaran televisi via satelit cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian guna mengetahui performansi layanan siaran televisi via satelit dengan menggunakan frekuensi Ku-Band di Indonesia. Pita frekuensi Ku (Inggris: Ku-band) merupakan kelas pertama dari K-band. Ku-band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan jarak frekuensi dalam gelombang mikro mencapai 11,7 hingga 12,7 GHz (downlink frequencies) dan 14 hingga 14,5 GHz (uplink frequencies). Sistem Ku-band amat rentan terhadap gangguan cuaca, terutama ketika hujan lebat. Badai hujan yang besar dapat mengganggu jalannya proses penerimaan dan pengiriman sinyal bagi satelit yang memakai sistem Ku-band. Namun untuk penerimaan sinyal televisi, sinyal dapat terganggu jika curah hujan lebih dari 100mm per jam. Selain itu, jika dibandingkan dengan sistem C-band, sistem Ku-band membutuhkan lebih banyak energi untuk melakukan pengiriman sinyal. Berdasarkan data link budget serta data availability dari produk layanan Astro yang menggunakan frekuensi Ku-Band, untuk sistem komunikasi satelit frekuensi Ku-Band dapat diimplementasikan dengan availability kurang dari 99.99 % balk pada saat kondisi cerah maupun hujan dengan pertimbangan lain bahwa hujan tidak terjadi sepanjang hari dalam setahun. Rataan availability sebesar 99.625 % (Januari 2007 s/d Juli 2008). Rataan nilai Eb/No pada bulan Juni 2008 sebesar 14.805 baik pada saat kondisi cerah maupun hujan. Bila diperhatikan dari standar ITU-R bahwa nilai availability yang memenuhi syarat adalah 99.7% dikarenakan rata-rata nilai availability keluar dari standar ITU-R, dilakukan analisis Turbo Code untuk memperbaiki performansi atau kinerja dari layanan televisi menggunakan satelit pada pita frekuensi Ku-Band di Indonesia.

T The idea of ​​using satellites to provide a Direct to Home (DTH) transmission service has been around for the past few decades, and this service is now known as a direct broadcast satellite (DBS) service. In accordance with the orbit and frequency allocation given by ITU (International Telecommunication Union), Indonesia has the right to occupy C-Band and Ku-Band. Currently, C-Band and Ext.C-Band frequencies are more in demand by satellite operators to operate in tropical areas, especially Indonesia. The development of demand for television broadcasting services via satellite is quite high. Therefore, it is necessary to conduct a study to determine the performance of television broadcasting services via satellite using Ku-Band frequencies in Indonesia. The Ku frequency band (English: Ku-band) is the first class of K-band. Ku-band is part of the electromagnetic spectrum with a frequency range in the microwave reaching 11.7 to 12.7 GHz (downlink frequencies) and 14 to 14.5 GHz (uplink frequencies). Ku-band systems are very susceptible to weather disturbances, especially during heavy rains. Heavy rainstorms can disrupt the process of receiving and transmitting signals for satellites using the Ku-band system. However, for television signal reception, the signal can be disrupted if the rainfall is more than 100mm per hour. In addition, when compared to C-band systems, Ku-band systems require more energy to transmit signals. Based on the data link budget and data availability of Astro's service products that use the Ku-Band frequency, the Ku-Band frequency satellite communication system can be implemented with availability of less than 99.99% whether it's sunny or rainy with other considerations that it doesn't rain all day in a year. Average availability is 99.625% (January 2007 to July 2008). The average value of Eb/No in June 2008 was 14,805 both in sunny and rainy conditions. If it is observed from the ITU-R standard that the availability value that meets the requirements is 99.7% because the average availability value is out of the ITU-R standard, a Turbo Code analysis is carried out to improve the performance or performance of television services using satellite on the Ku-Band frequency band in Indonesia. Indonesia.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?