DETAIL KOLEKSI

Analisis fasilitas kesehatan primer DKI Jakarta dan Jawa Barat dalam kesiapan pelayanan kefarmasian: Rifaskes 2019


Oleh : Puteri Melanie

Info Katalog

Nomor Panggil : S 1968

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2022

Pembimbing 1 : Rina Kurniasri Kusumaratna

Subyek : Pharmaceutical services;Community health services

Kata Kunci : pharmaceutical services, community health centers, DKI Jakarta, West Java

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2022_TA_SKD_030001800142_Halaman-Judul.pdf
2. 2022_TA_SKD_030001800142_Pengesahan.pdf
3. 2022_TA_SKD_030001800142_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2022_TA_SKD_030001800142_Bab-2_Tinjauan-literatur.pdf
5. 2022_TA_SKD_030001800142_Bab-3_kerangka-konsep.pdf
6. 2022_TA_SKD_030001800142_Bab-4_Metode-penelitian.pdf
7. 2022_TA_SKD_030001800142_Bab-5_Hasil.pdf
8. 2022_TA_SKD_030001800142_Bab-6_Pembahasan.pdf
9. 2022_TA_SKD_030001800142_Bab-7_Kesimpulan.pdf
10. 2022_TA_SKD_030001800142_Daftar-Pustaka.pdf
11. 2022_TA_SKD_030001800142_Lampiran.pdf

L LATAR BELAKANGSetiap pelayanan kefarmasian harus dilaksanakan secara menyeluruh dan yang bertanggung jawab adalah apoteker. Namun, masih ada pelayanan kefarmasian yang belum dilaksanakan dan masih ada puskesmas yang belum memiliki apoteker. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kesiapan pelayanan kefarmasian terhadap puskesmas DKI Jakarta dan Jawa Barat.METODEPenelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data Rifaskes 2019 tentang pelayanan kefarmasian di 1382 puskesmas yang terdiri dari 313 puskesmas DKI Jakarta dan 1069 puskesmas Jawa Barat. Analisis data dilakukan secara univariat menggunakan persentase dan bivariat dengan uji Mann-Whitney U menggunakan program SPSS 25.0.HASILHasil analisis terhadap keseluruhan pelayanan kefarmasian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara puskesmas DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dari kedua provinsi tampak bahwa Provinsi Jawa Barat lebih siap dibandingkan Provinsi DKI Jakarta (p=0.003). Dalam pengelolaan, tidak ada perbedaan antara DKI Jakarta dan Jawa Barat (p=0.432).KESIMPULAN DAN SARANNilai skor kesiapan pelayanan kefarmasian puskesmas di Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan puskesmas di DKI Jakarta. Pemerintah diharapkan dapat menempatkan apoteker sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan

B BACKGROUNDEvery pharmaceutical services must be conducted thouroughly and the one who takes the responsibility is pharmacist. However, there are pharmaceutical services that have not been conducted and there are community health centers that do not have pharmacist. Therefore, it is necessary to evaluate the preparedness of pharmaceutical services in community health centers of DKI Jakarta and West Java.METHODSThis study is an analytic observational study with a cross-sectional approach. This study using secondary data, it is Rifaskes 2019 about pharmaceutical services at 1382 community health center, consisting of 313 community health centers of DKI Jakarta and 1069 community health centers of West Java. Data analysis was performed univariate with percentage and bivariate with Mann-Whitney U test using the SPSS 25.0 program.RESULTThe results of all the pharmaceutical services showed that there was a significant difference between community health centers of DKI Jakarta and West Java. From these two provinces, West Java was better prepared than DKI Jakarta (p=0,003). In pharmacy management, there was no difference between DKI Jakarta and West Java (p=0,432).CONCLUSION AND SUGGESTIONThe score value of pharmaceutical services of community health centers in West Java was higher than community health centers in DKI Jakarta. The government is expected to put the pharmacist as required on the regulation

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?