DETAIL KOLEKSI

Usulan perbaikan kualitas produk pig signal dengan menggunakan Metode Six Sigma dan Fmea (Failure Mode And Effect Analysis) di PT. Farrel Internusa Pratama


Oleh : Faizal Mutriyudha

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Johnson Saragih

Pembimbing 2 : Elfira Febriani Harahap

Subyek : Six sigma (Quality control standard);Product - Quality control

Kata Kunci : six sigma, dmaic, fmea, dpmo, level sigma

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TA_STI_063001700066_Halaman-Judul.pdf
2. 2021_TA_STI_063001700066_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2021_TA_STI_063001700066_Bab-1_Pendahuluan.pdf 7
4. 2021_TA_STI_063001700066_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2021_TA_STI_063001700066_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2021_TA_STI_063001700066_Bab-4_Analisis-Hasil-dan-Pembahasan.pdf
7. 2021_TA_STI_063001700066_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2021_TA_STI_063001700066_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2021_TA_STI_063001700066_Lampiran.pdf

I Intisari — PT. Farrel Internusa Pratama adalah perusahaan yang bergerak diindustri minyak dan gas. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam produkyang mendukung industri minyak dan gas. Produk yang diteliti adalah produk PIGSignal dikarenakan produk PIG Signal merupakan salah satu produk yang palingsering diproduksi dan salah satu produk yang memiliki presentase cacat yang palingbesar. Dalam periode 3 bulan selama bulan Januari – Maret 2021 memilikipresentase cacat sebesar 7,67% sedangkan perusahaan memiliki batas toleransiproduk cacat sebesar 5%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi cacatpada produk PIG Signal dengan menggunakan metode Six Sigma dan metodeFMEA (Failure Mode Effects Analysis). Metode Six Sigma memiliki 5 tahapanyaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control atau yang biasa disingkatDMAIC. Tahap Define dilakukan identifikasi dimulai dari memilih produk yangakan diamati, mendeskripsikan proses produksi produk tersebut, membuat DiagramSIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer) untuk , dan menentukan CTQ(Critical to Quality). Tahap Measure dilakukan dengan membuat Peta Kendali pdan perhitungan DPMO (Defect per Million Opportunities) & Level Sigma.Berdasarkan hasil perhitungan DMPO & Level Sigma didapatkan nilai DPMOsebesar 19200 dan nilai Level Sigma sebesar 3,57 sigma. Tahap Analyze dilakukandengan membuat Diagram Pareto, Fishbone Diagram, 5W+1H serta menggunakanFMEA. Pada analisis yang dilakukan menggunakan FMEA, nilai RPN tertinggiadalah jenis kegagalan porositas dengan penyebab kegagalan yaitu kondisi sekitarwelding station dalam keadaan kurang bersih dan lembab dengan nilai sebesar 294.Tahap Improve dilakukan tindakan yang akan dilakukan untuk memberikan usulanperbaikan. Usulan yang dapat diberikan untuk perusahaan antara lain adalahmembuat Form Area Welding beserta instruksi pengerjaannya, melakukanpembersihan sebelum dilakukan proses welding terhadap welding machine atau alatpengelasan menggunakan Tip Cleaner Nozzle Welding dan pembersihan terhadapbahan baku yang akan diproses welding dengan menggunakan Welding Wire Brush.Tahap Control seharusnya adalah tahapan untuk mengimplementasikan usulanperbaikan dan membandingkan nilai DMPO & Level Sigma sebelum dan sesudahdilakukan perbaikan, tetapi dikarenakan adanya pandemi COVID-19 danketerbatasan izin penelitian dari perusahaan maka usulan perbaikan belum dapatdiimplementasikan.

A Abstract— PT. Farrell Internusa Pratama is a company engaged in the oil and gasindustry. The company produces a wide range of products that support the oil andgas industry. The product under study is the PIG Signal product because the PIGSignal product is one of the most frequently produced products and one of theproducts that has the largest percentage of defects. In a 3 month period duringJanuary – March 2021, the company has a defective percentage of 7.67% while thecompany has a tolerance limit for defective products of 5%. The purpose of thisstudy is to reduce defects in PIG Signal products by using the Six Sigma methodand the FMEA (Failure Mode Effects Analysis) method. The Six Sigma method has5 stages, namely Define, Measure, Analyze, Improve, and Control or commonlyabbreviated as DMAIC. The Define stage is identified starting from selecting theproduct to be observed, describing the production process of the product, makinga SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer) Diagram for , anddetermining CTQ (Critical to Quality). The Measure stage is carried out by makinga Control Map and calculating DPMO (Defect per Million Opportunities) & SigmaLevel. Based on the results of the DMPO & Level Sigma calculation, the DPMOvalue is 19200 and the Sigma Level value is 3.57 sigma. Analyze stage is done bymaking Pareto Diagram, Fishbone Diagram, 5W+1H and using FMEA. In theanalysis conducted using FMEA, the highest RPN value is the type of porosityfailure with the cause of failure, namely the conditions around the welding stationin a less clean and humid condition with a value of 294. In the Improve stage,actions will be taken to provide suggestions for improvement. Proposals that canbe given to companies include making Form Area Welding along with instructionsfor processing, cleaning before the welding process is carried out on weldingmachines or welding equipment using Tip Cleaner Nozzle Welding and cleaning ofraw materials to be processed by welding using Welding Wire Brush. The Controlphase should be the stage to implement the proposed improvement and comparethe DMPO & Sigma Level values before and after the repairs are made, but due tothe COVID-19 pandemic and limited research permits from the company, theproposed improvement cannot be implemented.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?