Hubungan antara pengetahuan dan faktor-faktor lainnya dengan kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis paru dewasa
T Tuberkulosis juga salah satu masalah kesehatan yang cukup penting di Indonesia.Hal ini juga dikarenakan Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara denganjumlah penderita TB terbanyak di dunia. Dari beberapa hasil penelitian yang adamasih banyak sekali adanya perbedaan pendapat antara hubungan pengetahuandengan kepatuhan minum obat. Dari sinilah maka peneliti akan kembali mencaritahu adanya hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat padapasien tuberkulosis paru dewasa. Penelitian menggunakan studi analitik dengan desain potong silang yangmengikutsertakan 87 responden di Puskesmas Kecamatan Palmerah, JakartaBarat. Data dikumpulkan dengan cara door to door kepada setiap rumah pasiendan pengisian kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,pendapatan keluarga, efek samping obat, akses pelayanan, tingkat pengetahuan.Analisis data dengan menggunakan SPSS for Windows versi 20 dan tingkatkemaknaan yang digunakan 0,05. Dari hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obatpada pasien tuberkulosis paru dewasa diperoleh responden yang tingkatpengetahuannya baik dan patuh lebih banyak dibandingkan responden yangtingkat pengetahuannya buruk dan patuh yaitu responden yang tingkatpengetahuannya baik dan patuh 45 orang (83,3%) dan yang tingkatpengetahuannya buruk dan patuh sebanyak 21 orang (63,7%). Maka didapatkannilai p = 0,037 yang bernilai lebih kecil dari 0,05 yakni berhubungan. Penelitian ini menunjukan pasien yang memiliki pengetahuan lebih baik tentangpenyakit dan pengobatan tuberkulosis paru akan memiliki tingkat kepatuhanberobat yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang memilikipengetahuan buruk.
T Tuberculosis is also one of the important health problems in Indonesia. This is also because Indonesia is ranked 4th in the country with the largest number of TB sufferers in the world. From some of the results of research there are still many differences of opinion between the relationship between knowledge and medication adherence. From this, the researchers will again find out the relationship between knowledge and medication adherence in adult pulmonary tuberculosis patients. The study used an analytical study with a cross-sectional design that included 87 respondents in the Palmerah District Health Center, West Jakarta. Data was collected by door to door to each patient and filling out questionnaires covering age, gender, education level, family income, side effects of drugs, access to services, level of knowledge. Data analysis using SPSS for Windows version 20 and the level of significance used 0 .5. From the results of the analysis of the relationship between knowledge and medication adherence in adult pulmonary tuberculosis patients, it was found that respondents with a good level of knowledge and obedience were more than respondents who had poor and obedient level of knowledge ie respondents who had a good level of knowledge and were 45 people (83.3%) and whose level of knowledge was poor and obedient obedient as many as 21 people (63.7%). Then the value of p = 0.037 is obtained which is less than 0.05 which is related. This study shows that patients who have better knowledge about the disease and treatment of pulmonary tuberculosis will have higher levels of medication adherence compared to patients who have poor knowledge.