Hubungan konsumsi makanan sumber serat dengan lingkar pinggang pada pria 25-65 tahun
P Penduduk Indonesia dengan usia antara 46-50 tahun kurang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan perharinya. Kebiasaan makan yang tidak sehat dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan dan obesitas. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa peningkatan risiko kesehatan lebih berhubungan dengan obesitas sentral dibandingkan dengan obesitas umum. Obesitas sentral dapat diukur dengan mengetahui lingkar pinggang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara usia dan konsumsi makanan sumber serat dengan lingkar pinggang pada pria 25-65 tahun. Penelitian menggunakan studi potong lintang dengan menggunakan metode analitik observasional yang mengikutsertakan 53 orang pria 25-65 tahun di PT. Menara Anugrah. Sampel akan dipilih secara berurutan dan tidak acak. Penelitian ini terdiri dari pengisian kuesioner sosiodemografi dan FFQ untuk menilai usia dan tingkat konsumsi serat serta pengukuran lingkar pinggang. Analisis data dengan SPSS. Responden yang berusia 25-45 sebanyak 62,3% dan yang berusia 46-65 sebanyak 37,7%. Responden yang mencukupi kebutuhan serat 30,2% dan yang kurang 69,8%. Responden yang memiliki lingkar pinggang normal 45,3% dan yang besar 54,7%. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan lingkar pinggang pada laki-laki dewasa di PT. Menara Anugrah (p = 0,242) dan juga tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan sumber serat dengan lingkar pinggang (p = 0,292). Tidak terdapat hubungan antara usia dan konsumsi makanan sumber serat dengan lingkar pinggang pada pria 25-65 tahun di PT. Menara Anugrah. Sebagian besar laki-laki dewasa kurang mengkonsumsi serat dan juga memiliki lingkar pinggang yang besar.
I Indonesian population at the age of 46-50 years old are lacked of vegetables and fruits consumptions per day. Unhealthy eating habbits can cause various health problems and obesity. Previous research found that central obesity increases health risks more that peripheral obesity. Central obesity can be measured by knowing the waist circumference. This research aims to find the correlation between age, consumption of food sources of dietary fiber and waist circumference in 25-65 years old men. This research uses cross-sectional study with observational method which includes 53 25-65 years old men in PT. Menara Anugrah. Sample will be chosen by consecutive non-random sampling. This study consists of filling the socio demographic questionnaire and FFQ to assess the age and level of fiber consumption and waist circumference measurement data analysis with SPSS. The total number of respondents aged 25-45 are 62,3% and aged 46-65 are 37,7%. The number of respondents who meet the fiber requirement is 30,2% and the number who's less sufficient is 69,8%. The number of respondents who have a normal waist circumference is 45,3% and who has a large waist circumference is 54,7%. Based on bivariate analysis with chi-square test, there is no significant relation between age with waist circumference towards adult males in PT. Menara Anugrah (p = 0.242) and also there is no relation between consumption of fiber source food with waist circumference (p = 0,292). There is no correlation between age and consumption of food source of fiber with waist circumference towards 25-65 years old men in PT. Menara anugrah. Most adult males consume less fiber and also have a large waist circumference.