Kajian laboratorium pengaruh salinitas permeabilitas dan konsentrasi surfaktan terhadap recovery factor pada proses injeksi surfaktan
P Penurunan produksi dari reservoir bisa disebabkan karena beberapa hal,salah satu faktor yang menentukan seberapa besar hasil dari proses pendesakanminyak adalah tegangan antar muka (IFT) minyak dengan air serta sempitnyapori- pori batuan pada reservoir. Jika pendesakan tersebut tidak bisa lagidilakukan secara maksimal dengan menggunakan injeksi pada tahap secondaryrcovery, maka digunakan injeksi surfaktan pada tahap yang lebih lanjut atau biasadisebut dengan Enhanced Oil Recovery (EOR). Injeksi surfaktan merupakan salahsatu dari metode EOR yang termasuk dalam tahapan tertiary recovery. Didalamtugas akhir ini akan membahas mengenai pengaruh surfaktan terhadap salinitasdan konsentrasi surfaktan yang paling optimal. Prosedur percobaan nya adalahmempersiapkan air formasi, mempersiapkan sandpack, pengukuran terhadaplarutan surfaktan, injeksi brine, injeksi surfaktan-brine. Salinitas yang digunakanpada tugas akhir ini bervariasi, antara 10000 ppm – 25000 ppm. Dari kelimasalinitas tersebut akan diinjeksikan dengan surfaktan X dengan konsentrasimasing-masing 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Kemudian melihat hasil RF yangdiperoleh untuk menentukan salinitas mana yang optimal. Setelah proses injeksiselesai, dilanjutkan dengan menginjeksikan larutan salinitas yang paling optimaldengan beberapa konsentrasi, antara lain 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Selanjutnyamelihat kembali hasil RF yang diperoleh untuk menentukan konsentrasi manayang paling optimal pada larutan salinitas tersebut. Hasil yang didapat adalahlarutan dengan salinitas 10.000 ppm dengan masing-masing konsentrasi 1%, 2%,3%, 4% dan 5% memiliki nilai IFT terbesar. Larutan dengan salinitas 15.000 ppmmemiliki nilai RF paling besar dan larutan dengan konsentrasi surfaktan 3%memiliki nilai RF paling besar.
T The decrease in production from the reservoir can be due to several factors, oneof the factors determining how much the result of oil shortening process is theinterfacial tension (IFT) of oil with water and the narrow pores of rocks in thereservoir. If such agglomeration can not be performed maximally by using injection atthe secondary recovery stage, surfactant injection is used at a later stage or commonlycalled Enhanced Oil Recovery (EOR). The surfactant injection is one of the EORmethods included in the tertiary recovery stage. In this final project will discuss aboutthe influence of surfactant on salinity and the optimum surfactant concentration. Theexperimental procedure is to prepare water formation, prepare sandpack, measurementof surfactant solution, brine injection, surfactant-brine injection. The salinity used inthis final project varies between 10,000 ppm and 25,000 ppm. Of the five salinity willbe injected with X surfactant with concentrations of 1%, 2%, 3%, 4% and 5%,respectively. Then look at the RF results obtained to determine which salinity isoptimal. After the injection process is complete, proceed by injecting the optimumsaline solution with some concentration, among others 1%, 2%, 3%, 4% and 5%. Nextlook again at the obtained RF results to determine which concentrations are mostoptimal in the salinity solution. The results obtained are 10.000 ppm salinity with eachconcentration of 1%, 2%, 3%, 4% and 5% have the biggest IFT value. Solution withsalinity of 15,000 ppm has the greatest RF value and a solution with a 3% surfactantconcentration has the greatest RF value.