DETAIL KOLEKSI

Pengendalian kegagalan proses produksi pelumas mesran super 20w-50 menggunakan metode failure mode and effect analysis (FMEA) dan sistem pakar

4.0


Oleh : Andhika Mandala Utama

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2011

Pembimbing 1 : Johnson Saragih

Pembimbing 2 : Rina Fitriana

Subyek : Quality control;Reliability (Engineering);Failure analysis (Engineering)

Kata Kunci : production process failure, 20w-50 super mesh lubricator, method of failure mode and effect analysis

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2011_TA_TI_06307108_1_Halaman-Judul.pdf
2. 2011_TA_TI_06307108_2_Bab-1.pdf 6
3. 2011_TA_TI_06307108_3_Bab-2.pdf
4. 2011_TA_TI_06307108_4_Bab-3.pdf
5. 2011_TA_TI_06307108_5_Bab-4.pdf
6. 2011_TA_TI_06307108_6_Bab-5.pdf
7. 2011_TA_TI_06307108_7_Bab-6.pdf
8. 2011_TA_TI_06307108_8_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2011_TA_TI_06307108_9_Lampiran.pdf

P PT. PUJP-pertamina merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi pelumas untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis yang kompetitif ini, maka PT. PUJP-pertamina harus mampu memproduksi yang memiliki kualitas dan keunggulan yang lebih baik dibandingkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan lain. PT.PUJP-pertamina mengalami permasalahan dengan tingginya presentasi repeat blending pada produk mesran super 20w-50. Jika dibandingkan dengan produk yang lain, pelumas tersebut memiliki presentasi repeat blending yaitu 118, 8%. angka presentase produk cacat tersebut masih dirasakan cukup tinggi oleh perusahaan sehingga harus dicari jalan keluar untuk pemecahannya. Berdasarkan dari pennasalahan tersebut maka dilakukan pengidentifikasian yang lebih mendetail penyebab kegagalan tersebut agar dapat dicegah supaya jangan sampai kegagalan yang sama terjadi. Oleh karena itu, PT.PUJP-Pertamina ingin mengetahui apa yang mengakibatkan repeat blending dari produk yang dihasilkan. Tujuan adalah Untuk menganalisa permasalahanlkegagalan­ kegagalan yang timbul pada proses produksi, sebelumnya perlu diadakan identifikasi permasalahan dengan cara mewawancarai operator produksi peru sahaan yang telah bekerja selama 10 tahun sehingga dapat dilanjutkan penelitian tentang metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dengan metode ini, kita dapat mengetahui penyebab dari kegagalan proses sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk mengatasi masalah kegagalan proses yang dihadapi perusahaan. Nilai RPN didapatkan dengan melakukan perhitungan perkalian antara nilai severity, occurrence, dan detectability dan dilanjutkan penentuan kelas prioritas penanganan masalah. Proses yang memiliki nilai RPN tertinggi akan mendapatkan kelas prioritas A, yaitu proses Pemeriksaaan Awal: Memeriksa kondisi bahan baku Base Oil dengan nilai N 280 dan Proses Pengisian additive dari VIM dengan nilai RPN 280. Upaya penanggulangan dari setiap proses tersebut akan direfleksikan ke dalam sistem pakar (Expert System), hasilnya untuk sumber informasi untuk para pekerja di perusahaan tersebut untuk memudahkan proses pencarian informasi tlan proses pengambilan keputusan dalam menghadapi berbagai masalah dalam proses produksi tanpa harus berhubungan langsung dengan pakar.

P PT. PUJP-pertamina is a manufacturing company engaged in the production of lubricants to compete in this competitive business world, then PT. PUJP-pertamina must be able to produce that has better quality and superiority than the products produced by other companies. PT.PUJP-pertamina experienced problems with high repeat blending presentations on super mesh 20w-50 products. When compared with other products, the lubricant has a repeat blending presentation of 118, 8%. the percentage rate of the defective product is still perceived high enough by the company so it must be sought way out for solution. Based on these problems, a more detailed identification of the cause of the failure is to be prevented so that the same failure will not occur. Therefore, PT.PUJP-Pertamina wants to know what causes repeat blending of the resulting product. Objective is To analyze problem of failure failure arising in production process, previously need to be identified problem by interviewing operators of production of company which have worked for 10 years so that can be continued research about method of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). With this method, we can know the cause of the failure of the process so that corrective action can be done to overcome the problem of process failure faced by the company. The RPN value is obtained by calculating the multiplication of severity, occurrence, and detectability values and then continuing the determination of the priority class for handling the problem. The process that has the highest RPN value will get the priority class A, that is the initial checking process: Checking the condition of raw materials of Base Oil with the value of N 280 and Addition Process Filling of VIM with RPN 280. Countermill efforts of each process will be reflected into the expert system (Expert System), the result is for information resources for workers in the company to facilitate the process of searching information tlan decision-making process in the face of various problems in the production process without having to deal directly with experts.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?