Penyisihan berbagai senyawa aromatik hidrokarbon minyak bumi dengan teknik bioaugmentasi dan biostimulasi menggunakan Slurry-phase Bioreactor
M Meningkatnya kegiatan dalam industri perminyakan akan berdampak pula pada meningkatnya pencemaran disekitar pelaksanaan kegiatan tersebut. Pencemaran ini disebabkan adanya senyawa organik penyusun utama minyak bumi yaitu, hidrokarbon, yang mempunyai sifat toksik, karsinogen dan mutagen. Proses Bioremediasi, yaitu memanfaatan mikroorganisme dalam degradasi senyawa organik, merupakan salah satu cara yang dapat digunak.an. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan sistem-sistem bioremediasi yaitu, biaugmentasi dan biostimulasi, dalam degradasi senyawa hidrokarbon minyak bumi menggunakan slurry-phase bloreactor sistem batch.Penelitian diawali dengan analisis limbah lumpur pengeboran, kernudian dilakukan pembuatan reaktor dengan ukuran yang ditetapkan, setalah itudilanjutkan dengan seeding mikroorganisme eksogen. Dilakukan pencampuran limbah, nutrisi, dan surfaktan kedalani reakt©r, kemudian pII media dinetralisasi dan ditambahkan mikroorganisme eksogen (Bioaugmentasi). Dilakukan sampling secara berkala untuk parameter plH, DO, hidrokarhon, temperatur dan jumlah mikroorganisme, kemudiari dilanjutkan derigan analisis di laboratorium uji,Efisiensi proses degradasi hidrokarbon total (l l scnyawa yang teridentifikasi), baik secara bioaugmentasi dan biostimulasi cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar 86% dan 91 %, dengan laju degradasi masing-rnasingsebesar 0,1420 ppm/hari dan 0,0446 ppm/hari, Sedangkan efisiensi penurunanethylbenzene, p_xylene, m-xylene, o-xylene, cumene, mesitylene, p-cymene, o- diethylbenzene, m-diethybenzene dan p-diethybenzene, baik secara biostimulasi, bioaugmentasi maupun control masing masing sebesar 100 % dan untuk efisiensi penerunan toluene secara biostimulasi dan biostimulasi masing masing sebesar 85, 7 % dan 68 %. Dari hasil identifikasi bakteri, didapat bahwa mikroorganisme eksogen yang dominan adalah Bacillus brevis dan Staphylococcus epidermis, dan dari limbah pengeboran minyak adalah Pseudomonas diminuta, Chromobacterium violaceum, Chromobacterium lividum dan Bacillus pantothenticusHasil yang didapat menunjukkan bahwa teknik biostimulasi lebih baik dibandingkan dengan teknik bioaugmentasi dalam penyisihan senyawa-senyawaaromatik hidrokarbon minyak bumi.
T The growth of oil industry affects the amount of contamination on its sites. The main contaminant is hydrocarbon, which is a toxic, carcinogenic and mutagesnic substance. One of the solutions to this problem is bioremediarion, the use of microorganisms to degrade environmental contaminants. The objective of this study is to compare 2 systems of bioremediation (bioaugmentation and biostimulation) in degrading petroleum hydrocarbon using batch slurry-phase bloreactor,The study begun with analizing the contaminant characteristics, followed by making the reactor and seeding the exogenous microorganisms. Mixtured the contaminant, nutrition and surfactant, followed by neutralizing the pl l medium and adding the exogenous microorganisms (bioaugmentatlon). Then samplings for pH, DO, hydrocarbon, microorganism l[)Opulations and temperature was been done and analized by testing laboratory.The degradation efficiency of the total hydrocarbon compound (identified compound) using bioaugmentation and biostimulation were 86,5% and 91,6%, with degradation rate of 0,061 ppm/day and O,Q82 pnm/day respectively. The degradation efficiency of ethyl benzeae, p- •ylene, m-xylene, o-xylene, cumene, mesitylene, p-cymene, o-diethylbenzene, m-diethylbenzene and p-diethylbenzene, using bioaugmentation, biostimulation and control, each was around 100%. The degradation eficiency of toluene using biostimulation was 85, 7% and with bioaugmentation was 68%. The dominant microorganisms in sludge contaminant were Pseudomonas diminuta, Chromobacterium violaceum, Chromobacterium lividum and Bacillus pantothenticus, and the dominant microorganisms in EPIZYM-HC were Bacillus brevis.The result showed blostirnulation systems weie considered to be moresuccesfull than bioaugmentation systems in degrading aromatic hydrocarboncompounds.