DETAIL KOLEKSI

Terjadinya karies sekunder pada restorasi amalgam kelas II gigi posterior : pencegahan dan penanggulangannya


Oleh : Ignatius Piter Wijaya

Info Katalog

Nomor Panggil : 617.634 2 IGN t

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2004

Pembimbing 1 : Surjosubandoro Widjaja

Subyek : Dental restoration - Permanent;Dental amalgam

Kata Kunci : amalgam, ditching, secondary caries.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2004_TA_KG_04000130_Halaman-judul.pdf 11
2. 2004_TA_KG_04000130_Lembar-pengesahan.pdf 1
3. 2004_TA_KG_04000130_Bab-1-Pendahuluan.pdf 5
4. 2004_TA_KG_04000130_Bab-2-Tinjauan-pustaka.pdf 97
5. 2004_TA_KG_04000130_Bab-3-Pembahasan.pdf 15
6. 2004_TA_KG_04000130_Bab-4-Kesimpulan-dan-saran.pdf 6
7. 2004_TA_KG_04000130_Daftar-pustaka.pdf 3

A Amalgam digunakan oleh para praktisi/dokter gigi sudah sejak lama dan masih tetap sering dipilih untuk prosedur rutin dalam perawatan restorasi amalgam pada gigi posterior kelas II (kavitas Mesial-Oklusal-Distal). Frekuensi indikasi lesi karies sekunder terbanyak ditemukan berlokasi pada gingiva dan interproksimal (kavitas kelas II). Berlawanan pada kepercayaan lama, restorasi tidak dapat "menyembuhkan"/kebal terhadap karies gigi, restorasi tersebut bisa gagal dan perlu diganti. Begitupun pada restorasi amalgam yang juga bisa sering gagal dan membutuhkan penggantian. Kegagalan sering disebabkan karena penurunan tepi/tepi yang berparit (ditching). Tepi yang berpariUditching tersebut adalah tempat yang baik untuk terjadinya akumulasi plak yang juga merupakan predisposisi terjadinya karies sekunder, dan karies sekunder merupakan alasan terbanyak dalam penggantian suatu restorasi. Penurunan tepi/tepi yang berparit (ditching) adalah hal yang biasa/banyak sering terjadi pada restorasi amalgam, tingkat kejadiannya tergantung pada operator, preparasi kavitas, tipe alloy yang dipakai serta gigi dan pasien itu sendiri. Karies sekunder juga berhubungan dengan kebiasaan diet dan kebersihan mulut pasien. Mengevaluasi kondisi kesehatan mulut pasien adalah faktor terpenting untuk suksesnya suatu prosedur restorasi.

D Dental amalgam has served the practitioner for many years and still remains the treatment of choice for most routine operative procedures in posterior class II amalgam restorations (Mesio-Occluso-Distal cavities). The location of secondary caries lesions indicates that the most frequently sites locations for secondary caries are found gingivaly and interproximally (class II cavities). Contrary to long standing belief, restorations do not "cure" dental caries, and they also fail & require replacement. Amalgam restorations also frequently fail and require replacement too. Failure is most often attributed to marginal degradation/ditched margins. The ditching was considered to create sites for plaque accumulation and thus predispose them to secondary caries, and secondary caries was held responsible for the majority of such replacements. Marginal degradation/ditched margins are inherent to amalgam restorations, their degree depending on the operator, the cavity preparation, the type of alloy used, the tooth and the patient. Secondary caries is usually related to dietary habits and oral hygiene. The evaluation of the oral health conditions of the patient remains the most important factor for the successful behavior of any restorative procedures.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?