DETAIL KOLEKSI

Perbaikan sepatu olah raga Nike pada proses assembling berdasarkan metode Lean Six Sigma di PT. Nagasakti Paramashoes Industry

5.0


Oleh : Nurjanah Puspita Ratri

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2009

Pembimbing 1 : Amal Witonohadi

Subyek : Shoe industry - Quality control;Six sigma (Quality control standard)

Kata Kunci : assembling, process, nike sport shoes, lean six sigma, industry

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2009_TA_TI_06305011_Halaman-Judul.pdf 23
2. 2009_TA_TI_06305011_Bab-1.pdf 7
3. 2009_TA_TI_06305011_Bab-2.pdf
4. 2009_TA_TI_06305011_Bab-3.pdf
5. 2009_TA_TI_06305011_Bab-4.pdf
6. 2009_TA_TI_06305011_Bab-5.pdf
7. 2009_TA_TI_06305011_Bab-6.pdf
8. 2009_TA_TI_06305011_Bab-7.pdf
9. 2009_TA_TI_06305011_Daftar-Pustaka.pdf 1
10. 2009_TA_TI_06305011_Lampiran.pdf

P PT. Nagasakti Paramashoes Industri mempakan perusahaan manufaktur yang memproduksi sepatu olah raga Nike. Setelah melakukan studi pendahuluan di PT. Nagasakti Paramashoes Industri, permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah tidak tercapainya target produksi. Hal ini dikarenakan adanya produk yang tidak sesuai spesifikasi dan adanya penumpukan barang selama proses produksi. Untuk itu, diperlukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas sepatu olahraga agar dapat mengurangi cacat dan meningkatkan kecepatan produksi .Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Lean Six Sigma dengan tahapan DMATC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control). Pada tahap define, dilakukan pendetinisian masalah dengan menggunakan project charter, pembuatan diagram alir dan pemetaan proses produksi. Tahap measure dilakukan dengan perhitungan kecepatan proses dan perhitungan kualitas produk. Dari perhitungan tersebut, didapat nilai Process Cycle Effesiensy sebesar 40.64 % dan tingkat sigma sebesar 5.06. Berdasarkan diagram pareto, cacat yang paling dominan adalah cacat wrinkle dan demage. Untuk itu, kedua cacat ini yang difokuskan permasalahannya. Pada tahap analyze, dilakukan menganalisa permasalahan kedua cacat tersebut dengan menggunakan couse and effect diagram dan FMEA (Failure mode and effect analysis). Kemudian dilakukan tahap improve yaitu dengan membuat visual display pada proses strobe! stitcher, setting mesin pada mesin backpart molding, penambahan operator untuk upper preparation dan adanya tindakan langsung dari leader pada bagian assembling.Setelah dilakukan implementasi selama 22 hari, terjadi penurunan B-grade padasepatu olah raga Nike, yaitu dari jumlah produksi sebanyak 38695 pasang dengan juml?h cacat sebanyak 64 pasang (proporsi cacat sebesar 0.0016 menjadi jumlah produksi sebanyak 41319 pasang dengan jumlah l acat sebanyak 46 pasang (proposi cacat sebesar 0.0011) yang berdasark?.n data pengamatan pada bulan april 2009. Hal ini menunju.kkanbahwa terjadi peningkatan level sigma, yaitu dari 5.06 sigma menjadi 5.17 sigma danpeningkatan Process Cycle Effesiency dari 40.64 menjadi 41.68 %.

P PT. Nagasakti Paramashoes Industry is a manufacture company that produced Nike sport shoes. At the first observation, i found that PT. Nagasa.k.ti Paramashoes Industri's problem in getting target production. It has been happened because of products which were not in good specification and were in process. PT. Nagasa.k.ti Paramashoes Industri should fix the problem to increase Nike sport shoes and to reduce product which were not in good specification.This research ed used Lean Six Sigma method with DMAlC (Define, measure, analyze, Improve and Control) steps. In define step, done defining problem with the project charter, diagram alir and value stream mapping. In measure step, did counting of product quality and production speed. From it, t.lJ.e Efficiency Cycle Process (40.64%) and the sigma value (5.06). Based on pareto diagram, the most dominant are demage and wrinkle defect. Because of it, the demage and wrinkle defect are focused. In analyze step, conducted to analyze the problems with using cause and effect diagram and FMEA (Failure mode and effect analysis). After that, in improve step, done by creating a visualdisplay on the strobe! stitcher process, machine settings on backpart molding machine , the addition operator for upper preparation and action directly from the leader in the assembling.After the implementation during 22 days, the result of the research was B-gradeless than before, from total production has been 38695 pairs with total B-grade has been 64 pairs (proportion of B-grade has been 0.00 16), to total production was 41319 pairs with total B-grade was 46 pairs (proportion of B-grade was 0.0011), based on data in april 2009. It shows that level sigma increase from 5.06 sigma to 5.17 sigma and Effesiency Cycle Process from 40.64 % to 41.68%.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?