DETAIL KOLEKSI

Hubungan kebiasaan makan dengan sindroma pramenstruasi pada remaja puteri


Oleh : Tassya Annisa

Info Katalog

Nomor Panggil : S 1371

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Raditya Wratsangka

Subyek : Premenstrual syndrome

Kata Kunci : eating habit, carbohydrate, protein, pre-menstrual syndrome, PMS, female adolescent

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_KD_03014189_Halaman-judul.pdf
2. 2018_TA_KD_03014189_Bab-1-Pendahuluan.pdf
3. 2018_TA_KD_03014189_Bab-2-Tinjauan-literatur.pdf
4. 2018_TA_KD_03014189_Bab-3-Kerangka-konsep.pdf
5. 2018_TA_KD_03014189_Bab-4-Metode.pdf
6. 2018_TA_KD_03014189_Bab-5-Hasil.pdf
7. 2018_TA_KD_03014189_Bab-6-Pembahasan.pdf
8. 2018_TA_KD_03014189_Bab-7-Kesimpulan.pdf
9. 2018_TA_KD_03014189_Daftar-pustaka.pdf
10. 2018_TA_KD_03014189_Lampiran.pdf

L LATAR BELAKANG : Remaja perempuan akan mengalami menstruasi dimana berbagai hormon berperan dalam mekanisme siklus menstruasi.(1-3)Ketidakseimbangan hormon ini bisa menyebabkan sindroma pramenstruasi yang ditandai dengan rasa tidak nyaman pada daerah perut hingga ketidakstabilan emosi. Sekitar 30-50% mengalami sindroma pramenstruasi ringan-sedang dan 4-14% mengalami sindroma pramenstruasi berat.(4)Kebiasaan makan yang mengandung karbohidrat dan protein membantu meringankan gejala sindrom pramenstruasi.(5)Maka, penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kebiasaan makan dengan sindroma pramenstruasi pada remaja putri dilakukan.METODEPenelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang di SMA N 8 Tangerang. Data dikumpulkan dengan caramengisiFood Frequency Questionnaire untuk mengukur jumlah asupan kebiasaan makan karbohidrat dan protein, serta mengisi kuesioner Shortened Premenstrual Assessment Form untuk mengukur sindrom pramenstruasi. Analisis data menggunakan uji chi-square di program statistik dengan tingkat kemaknaan 0,05.HASILDari 94 responden, terdapat 65,6% berusia 16 tahun, 88,2% mengalami sindroma pramenstruasi sedang, 63,4% mengalami tanda dan gejala ringan, 53,4% memiliki asupan karbohidrat cukup, dan 61,3% memiliki asupan protein cukup. Hubungan antara tingkat asupan karbohidrat dan protein dengan sindroma pramenstruasi memiliki nilai p < 0,05.KESIMPULANPenelitian ini menujukkan adanya hubungan antara asupan karbohidrat dan protein dengan sindroma pramenstruasi pada remaja putri.

B BACKGROUND : Female adolescent will undergo menstruation where hormones take roles in menstral cycle mechanism.(1-3)This hormones imbalance leads to Pre-Menstrual Syndrome (PMS) which is characterized by abdominal pain and affect isntability. About 30-50% of female adolescent undergo mild-moderate PMS and 4-14% endergo severe PMS.(4) Eating habit, especially carbohydrate and protein intake, eases the sign and symptoms of PMS.(5)Therefore, a study to determine the relationship between eating habit and pre-menstrual syndrome in female adolescent was held.METHODA cross-sectional observational study was conducted at SMA N 8 Tangerang. Data colletion was done by filling in Food Frequency Questionnaire to assess the amount of usual carbohydrate and protein consumption, and Shortened Premenstrual Assessment Formto assess PMS.Data analysis was performed using chi-square test in statistical programwith level of significance at 0,05.RESULTAmong 94 samples, 65,6% were 16 years old, 88,2% undergo moderate PMS, 63,4% undergo mild sign and symptoms of PMS, 53,4% had adequate carbohydrate intake, and 61,3% had adequate protein intake. Relationship between carbohydrate and protein intake with PMS showed p < 0,05.CONCLUSIONThis study revealed that there is a significant relationship between carbohydrate and protein consumption with pre-menstrual syndrome in female adolescent.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?