DETAIL KOLEKSI

Analisis struktur bawah permukaan dan sistem petroleum berdasarkan metode gayaberat daerah Salahtiga, cekungan Kendeng Barat

0.0


Oleh : Chandra Tri Kusuma

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Hidartan

Subyek : Tectonic framework;Reservoir rock

Kata Kunci : gravity, spectrum analysis, SVD, modeling subsurface structure, petroleum system

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_GL_07211026_Halaman-judul.pdf
2. 2016_TA_GL_07211026_Bab-1.pdf 10
3. 2016_TA_GL_07211026_Bab-2.pdf
4. 2016_TA_GL_07211026_Bab-3.pdf
5. 2016_TA_GL_07211026_Bab-4.pdf
6. 2016_TA_GL_07211026_Bab-5.pdf
7. 2016_TA_GL_07211026_Bab-6.pdf
8. 2016_TA_GL_07211026_Daftar-pustaka.pdf 5
9. 2016_TA_GL_07211026_Lampiran.pdf

S Salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menentukan struktur geologi bawah permukaan dan mengidentifikasi sistem migas adalah metode gayaberat. Metode ini dilakukan pada sub-cekungan sub-cekungan Kendeng bagian barat, daerah Salatiga dan sekitarnya, Provinsi Jawa Tengah, untuk memetakan struktur bawah permukaan yang ada. Luas daerah penelitian sekitar 50,4x17,3km². Jarak spasi antar pengukuran 1km di tiap lintasan. Hasil anomali yang dianalisis merupakan hasil dari metode tapis rataan bergerak. Metode ini memisahkan anomali regional-residual. Berdasarkan analisis spektrum, daerah penelitian memiliki lebar jendela 19x19km², kedalaman anomali residual yang mencerminkan batuan dasar Tersier sekitar 2,023km, sedangkan kedalaman anomali regional yang mencerminkan bidang moho sekitar 19,963km. Untuk analisis struktur sesar penulis menggunakan metode analisis SVD dan terhadap interpretasi kualitatif penulis juga menggunakan peta anomali SVD untuk menganalisis struktur perlipatan. Pemodelan struktur bawah permukaan menggunakan data-data pendukung, seperti peta geologi regional yang dikorelasikan dengan perhitungan SVD. Berdasarkan hasil analisis anomali residual terlihat bahwa daerah penelitian mempunyai pola anomali relatif kelurusan barat-timur dan timurlaut-baratdaya yang memiliki arah relatif sama terhadap struktur sesar, perlipatan, dan deliniasi cekungan, hal tersebut merupakan hasil dari aktivitas tektonik Plio-Pleistosen. Berdasarkan hasil analisis sistem migas yang meliputi elemen-elemen berupa batuan induk, batuan reservoir, migrasi, perangkap dan batuan penutup pada daerah penelitian telah memenuhi syarat sebagai sistem migas dan merupakan daerah yang prospek.

O One of geophysical method to determine subsurface geology structure and identify petroleum system is gravity method. This method was conducted in Sub-basin Kendeng western regions and surrounding Salatiga, Central Java Province, for mapping subsurface structures exist. This research area is about 50,4x17,3km². Spacing between the measument points on each track is 1km. The result anomaly which used for analysising is the result of filtering from moving average filter. This method separates regional-residual anomaly. Based on spectrum analysis, this research area has length window 19x19km², the depth of residual anomaly that reflects basement Tersier is about 2,023km, while the depth of regional anomaly is about 19,963km. For analysis fault structure, the writer used SVD method. For analysis fold, the writer used qualitatif interpretation of residual anomaly map. Modeling of subsurface structure used supporting data, such as regional geology map which of those is correlated with SVD calculation. Based on result of residual anomaly can be seen that the research area has a relatively east-west and northeast-southwest anomaly trend patterns that has similar relatively trend of fault structure, fold, and basin deliniation, it is the result of tectonic activity Plio-Pleistocene. Based on the analysis of petroleum system that includes elements such as source rock, reservoir rock, migration, trap and cap rock the area of research has been qualified as petroleum system and is an area that prospect.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?