Studi laboratorium surfaktan berbasis petroleum dan minyak nabati pada low salinity reservoir

DETAIL KOLEKSI

Studi laboratorium surfaktan berbasis petroleum dan minyak nabati pada low salinity reservoir

Oleh : Evangelika Rahel Pai

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2025

Pembimbing 1 : Samsol

Pembimbing 2 : Puri Wijayanti

Kata Kunci : EOR, Surfactant, Fluid to fluid, Petroleum-based, Bio-Based.

Status Posting : Published

Status : Lengkap

File Repositori

No.	Nama File	Hal.
1.	2025_SK_STP_071002000015_Halaman-Judul.pdf
2.	2025_SK_STP_071002000015_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf	1
3.	2025_SK_STP_071002000015_Surat-Hasil-Similaritas.pdf	1
4.	2025_SK_STP_071002000015_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf	1
5.	2025_SK_STP_071002000015_Lembar-Pengesahan.pdf	1
6.	2025_SK_STP_071002000015_Pernyataan-Orisinalitas.pdf	1
7.	2025_SK_STP_071002000015_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf	1
8.	2025_SK_STP_071002000015_Bab-1.pdf
9.	2025_SK_STP_071002000015_Bab-2.pdf
10.	2025_SK_STP_071002000015_Bab-3.pdf
11.	2025_SK_STP_071002000015_Bab-4.pdf
12.	2025_SK_STP_071002000015_Bab-5.pdf
13.	2025_SK_STP_071002000015_Daftar-Pustaka.pdf
14.	2025_SK_STP_071002000015_Lampiran.pdf

Abstrak
Abstract

P Pada umumnya potensi cadangan minyak tersisa setelah tahap awal pengurasan atau primary recovery masih cukup besar dan secondary recovery sudah tidak dapat mendorong minyak untuk naik ke permukaan, maka untuk memproduksikan sisa minyak yang tertinggal perlu diterapkan metode peningkatan perolehan minyak tahap lanjut. Surfaktan merupakan salah satu metode enhanced oil recovery (EOR) yang digunakan untuk menguras minyak yang masih tersisa sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak karena surfaktan mempunyai karakteristik yang dapat menurunkan tegangan antarmuka. Bahan kimia yang digunakan pada penelitian ini yaitu surfaktan berbasis petroleum dan minyak nabati dengan salinitas rendah yaitu 5100 ppm. Pada pengujian ini kedua larutan tersebut akan melalui screening surfaktan dengan metode fluid to fluid yang didalamnya ada pengujian kompatibilitas, pengukuran densitas, tegangan antarmuka atau IFT (Interfacial tension), pengujian phase behavior, thermal stability dan filtrasi yang diuji pada konsentrasi 0.1%, 0.3%, 0.5%, 0.8% dan 1%. Pada pengujian kompatibilitas dilakukan di suhu ruang dan suhu reservoir yaitu 85á´¼C. Pada uji kelakuan fasa atau phase behavior diharapkan adanya emulsi fasa tengah atau paling tidak emulsi fasa bawah dan diamati selama 14 hari yang disimpan dalam oven dengan suhu reservoir. Pengujian IFT dilakukan untuk mengetahui keefektifan surfaktan dalam penyapuan fluida, dilakukan pada semua konsentrasi dengan suhu reservoir. Pengujian thermal stability dilakukan pada konsentrasi berdasarkan hasil IFT dari larutan surfaktan yang mencapai titik critical micelle concentration (CMC) yang menunjukan dimana konsentrasi surfaktan yang mampu menurunkan tegangan antarmuka dengan baik. Nilai tegangan antar muka yang direkomendasikan 10^(-3)dyne/cm agar dapat menurunkan tegangan antarmuka sehingga menghasilkan perolehan minyak yang lebih efektif. Pengujian terakhir yang dilakukan yaitu uji filtrasi untuk memastikan larutan surfaktan ini dapat mengalir tanpa menyebabkan plugging. Hasil dari pengujian dengan metode fluid to fluid ini menghasilkan satu konsentrasi surfaktan dari masing-masing surfaktan yang efektif dalam penyapuan fluida yaitu pada konsentrasi 0,8% salinitas 5100 ppm dengan nilai IFT pada pengujian thermal stability yang diuji pada suhu 85á´¼C surfaktan berbasis petroleum pada hari ke-90 yaitu 0,00340 dyne/cm dan surfaktan berbasis minyak nabati yaitu 0,00435 dyne/cm. Pada pengujian phase behavior menghasilkan fasa tengah pada tiap jenis surfaktan. Pada pengujian filtrasi surfaktan berbasis petroleum dan minyak nabati menghasilkan nilai FR <1,2 yang menunjukan bahwa tidak terindikasi plugging dengan hasil penelitian surfaktan berbasis petroleum yaitu 0,97 dan 1,00 untuk surfaktan berbasis minyak nabati sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa surfaktan berbasis petroleum dan minyak nabati lolos uji screening surfaktan dan dapat diaplikasikan dalam pengujian selanjutnya yaitu uji coreflood.

I In general, the potential oil reserves remaining after the initial stage of management or primary recovery is still quite large and secondary recovery is no longer able to encourage oil to rise to the surface, so to produce the remaining oil left behind it is necessary to apply advanced oil recovery methods. Surfactants are one of the enhanced oil recovery (EOR) methods used to drain the remaining oil so as to increase oil recovery because surfactants have characteristics that can reduce interface tension. The chemicals used in this research are petroleum-based surfactants and vegetable oil with a low salinity of 5100 ppm. In this test, the two solutions will go through surfactant screening with the fluid to fluid method which includes compatibility testing, density measurement, interfacial tension (IFT), phase behavior testing, thermal stability and filtration tested at concentrations of 0.1%, 0.3%, 0.5%, 0.8% and 1%. Compatibility testing was conducted at room temperature and reservoir temperature of 85á´¼C. In the phase behavior test, it is expected that there is a middle phase emulsion or at least a lower phase emulsion and is observed for 14 days stored in an oven at reservoir temperature. IFT testing was conducted to determine the effectiveness of surfactants in sweeping the fluid, carried out at all concentrations with reservoir temperature. Thermal stability testing was carried out at a concentration based on the IFT results of the surfactant solution that reached the critical micelle concentration (CMC) point which indicates where the surfactant concentration is able to reduce the interfacial tension properly. The recommended interfacial tension value is 10^(-3) dyne/cm in order to reduce the interfacial tension resulting in more effective oil recovery. The last test conducted was a filtration test to ensure that the surfactant solution could flow without causing plugging. The results of testing with the fluid to fluid method produced one surfactant concentration from each surfactant that was effective in sweeping the fluid, namely at a concentration of 0.8% salinity of 5100 ppm with an IFT value in the thermal stability test tested at 85á´¼C petroleum-based surfactants on the 90th day of 0.00340 dyne/cm and vegetable oil-based surfactants of 0.00435 dyne/cm. Phase behavior testing resulted in a middle phase in each type of surfactant. In the filtration test, petroleum-based surfactant and vegetable oil produced FR value <1.2 which indicates that there is no indication of plugging with the results of petroleum-based surfactant research which is 0.97 and 1.00 for vegetable oil-based surfactant so that it can be concluded that petroleum-based surfactant and vegetable oil pass the surfactant screening test and can be applied in the next test, namely coreflood test.