DETAIL KOLEKSI

Perbaikan kualitas produk botol insto tetrahydrozoline 7.5 ml menggunakan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) pada PT. Dynaplast

0.0


Oleh : Farsah Ameilia

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2020

Pembimbing 1 : Triwulandari

Subyek : Quality product;Insto tetrahydrozoline

Kata Kunci : quality improvement, failure mode and effect analysis (FMEA), fault tree analysis (FTA).

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2020_TA_STI_063001500117_Halaman-Judul.pdf 12
2. 2020_TA_STI_063001500117_Lembar-Pengesahan.pdf 4
3. 2020_TA_STI_063001500117_Bab-1_Pendahuluan.pdf 7
4. 2020_TA_STI_063001500117_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2020_TA_STI_063001500117_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2020_TA_STI_063001500117_Bab-4_Analisis-dan-Pembahasan.pdf
7. 2020_TA_STI_063001500117_Bab-5_Kesimpulan.pdf
8. 2020_TA_STI_063001500117_Daftar-Pustaka.pdf 2
9. 2020_TA_STI_063001500117_Lampiran.pdf

P PT. Dynaplast merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi plastik untuk berbagai segmen seperti consumer goods. Salah satu produk yang rutin diproduksi yaitu kemasan Insto Tetrahydrozoline 7,5 ml. Seiring berjalan nya proses produksi, PT. Dynaplast dihadapkan pada permasalahan kualitas produk yang kurang baik karena produk yang dihasilkan tidak seluruhnya memenuhi spesifikasi atau standar produk yang telah ditetapkan. Produk yang diamati yaitu botol Insto Tetrahydrozoline 7,5 ml yang memiliki persentase cacat terbesar diantara produk lain nya yaitu sebesar 1,04% dari total cacat di bulan Juni – Agustus 2019. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Dari hasil diagram pareto didapatkan tiga jenis cacat terbesar dengan persentase kumulatif 80% yaitu cacat short shot, bintik hitam dan botol bolong. Pada Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) didapatkan nilai RPN tertinggi dari masing – masing jenis cacat, pada jenis cacat short shot sebesar 216, bintik hitam 144 dan untuk jenis cacat botol bolong sebesar 144. Langkah selanjutnya dengan menganalisa akar penyebab kegagalan dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA), serta mencari peluang probabilitas dari masing – masing cacat. Jenis cacat short shot dengan nilai peluang sebesar 0,653, cacat bintik hitam dengan nilai peluang sebesar 0,674 dan cacat botol bolong nilai peluang nya sebesar 0,615. Brainstorming dilakukan terhadap penyebab kegagalan yang memiliki nilai peluang probabilitas terbesar yaitu cacat bintik hitam dengan nilai probabilitas sebesar 0,674. Perbaikan yang diberikan untuk mengatasi penyebab kegagalan tertinggi yaitu pembuatan instruksi kerja (inspeksi material) sebelum proses injection dan perancangan 5S.

P PT. Dynaplast is a manufacturing company that produces plastics for various segments such as consumer goods. One product that is routinely produced is thepackage Insto Tetrahydrozoline 7.5 ml. As the production process goes on, PT. Dynaplast is faced with the problem of poor product quality because the products produced do not fully meet the specifications or product standards that have been set. The product observed was the Insto Tetrahydrozoline 7.5 mlbottle which had the largest percentage of defects among other products, namely 1.04% of the total defects in June - August 2019. Therefore, this study used themethod. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Fault Tree Analysis (FTA). From the results of the Pareto diagram, there are three types of the biggest defects with a cumulative percentage of 80%, namelydefects short shot, black spots and hollow bottles. In the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), the highest RPN value was obtained from each type of defect, for thedefect type short shot of 216, 144 black spots and for the type of perforated bottle defect of 144. The next step is to analyze the root causes of failure using Fault. Tree Analysis (FTA), as well as looking for the probability of each defect. The short shot defect type has an opportunity value of 0.653, a black spot defect with an opportunity value of 0.674 and a perforated bottle defect with an opportunity value of 0.615. Brainstorming is carried out on the causes of failure that have the greatest probability value, namely black spot defects with a probability value of 0.674. Improvements given to address the highest causes of failure are making work instructions (material inspection) prior to theprocess injection and the 5S design.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?