Hubungan durasi berdiri dengan nyeri otot betis pada karyawan pemasang connector kabel listrik
M Mayoritas pekerja industri menghabiskan waktu untuk bekerja dalam posisi berdiri. Nyeri muskuloskeletal akibat kerja merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya angka absensi para pekerja dalam bidang industri. Sebagian besar letak keluhan nyeri muskuloskeletal akibat kerja adalah kaki. Durasi berdiri yang berkepanjangan saat bekerja berhubungan dengan kejadian nyeri otot betis. Desain penelitian yang diterapkan adalah observasional analitik dengan pendekatan studi potong lintang yang diikuti oleh 109 karyawan PT. Greentech Globalindo di Batam. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara kuesioner. Durasi berdiri dinilai dengan kuesioner Occupational Sitting and Physical Activity Questionnaire(OSPAQ). Intensitas nyeri otot betis dinilai dengan Visual Analog Scale (VAS). Analisis data menggunakan program SPSS versi 21.0 for Windows dengan tingkat kemaknaan p < 0,005. Hasil penelitian menemukan 88,1% pekerja mengeluh adanya nyeri otot betis. Mayoritas pekerja menghabiskan lebih dari 50% jam kerja dalam posisi berdiri(68,8%). Sebagian besar pekerja (93,3%) yang menghabiskan lebih dari 50% jam kerja dalam posisi berdiri mengeluh adanya nyeri otot betis dibandingkan dengan pekerja yang menghabiskan kurang dari atau sama dengan 50% jam kerja dalam posisi berdiri (6,7%). Hasil penelitian menemukan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara durasi berdiri dengan nyeri otot betis (p < 0,05). Terdapat hubungan antara durasi berdiri yang berkepanjangan saat bekerja dengannyeri otot betis.
T The majority of industrial workers spend time working in a standing position. Work-caused musculoskeletal pain is one of the main causes of increased absenteeism in industry. Much of the painful musculoskeletal pain caused by work is legs. Prolonged standing duration while working is associated with the occurrence of calf muscle pain. The research design applied was observational analytic with cross sectional approach followed by 109 employees of PT. Greentech Globalindo in Batam. The data were collected by questionnaire interview. Standing duration was assessed by the Occupational Sitting and Physical Activity Questionnaire (OSPAQ) questionnaire. Intensity of calf muscle pain assessed with Visual Analog Scale (VAS). Data analysis using SPSS program version 21.0 for Windows with significance level p <0,005. The study found that 88.1% of workers complained of calf muscle pain. The majority of workers spend more than 50% of working hours in a standing position (68.8%). Most workers (93.3%) who spent more than 50% of working hours in standing position complained of calf muscle pain compared to workers who spent less than or equal to 50% of working hours in standing positions (6.7%). The results found that there was a significant relationship between the duration of standing with calf muscle pain (p <0.05). There is a relationship between prolonged standing duration when working with a calf muscle.