DETAIL KOLEKSI

Hubungan indeks massa tubuh dengan sindrom ovarium polikistik pada dewasa muda


Oleh : Farrel Umar Said

Info Katalog

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Lily Marliany Surjadi

Subyek : ovary;Polycystic ovary syndrome

Kata Kunci : Body Mass Index, Polycystic Ovarian Syndrome, Young Adults, Antral Follicle Counts, Menstrual Cycles

Saat ini file hanya dapat diakses dari perpustakaan.

Status : Lengkap

S Sindrom ovarium polikistik (SOPK) adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada perempuan usia reproduksi, memengaruhi 8–13% wanita di seluruh dunia, namun sering tidak terdiagnosis. SOPK dikaitkan dengan komplikasi seperti obesitas, resistensi insulin, dan gangguan hormonal yang mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Di Indonesia, data mengenai prevalensi SOPK masih terbatas, dan hasil penelitian mengenai hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan SOPK masih beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara IMT dan SOPK pada perempuan dewasa muda.METODEPenelitian dengan desain cross-sectional dilakukan di Klinik Morula IVF Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 137 perempuan dewasa muda. Pemilihan sampel menggunakan teknik consecutive non-random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan (p ≤ 0,05).HASILSebanyak 75 subjek (54,7%) tidak menderita SOPK, dan 102 subjek (74,5%) memiliki IMT non-obese. Subjek terbanyak berusia ≥ 31 tahun (108 subjek 78,8%) dan 100 subjek (73%) memiliki siklus menstruasi yang reguler. Tidak terdapat hubungan bermakna antara IMT dengan SOPK (p = 0,741), jumlah folikel antral (p = 0,446), dan siklus menstruasi (p = 0,842). Sebaliknya didapatkan hubungan bermakna antara usia dengan SOPK (p=0,000) dan siklus menstruasi (p=0.050).KESIMPULANTidak didapatkan adanya hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dengan sindrom ovarium polikistik pada dewasa muda. Didapatkan adanya hubungan bermakna antara usia dengan sindrom ovarium polikistik.

P Polycystic ovary syndrome (PCOS) is a common health problem in women of reproductive age, affecting 8–13% women worldwide, yet often goes undiagnosed. PCOS is associated with complications such as obesity, insulin resistance, and hormonal disruptions that affect physical and mental health. In Indonesia, data on the national prevalence of PCOS is limited, and results from previous study are remain unclear. This study aims to seek the relationship between BMI and PCOS in young adults.METHODSA cross-sectional design study was conducted at Morula IVF Clinic Jakarta with a total of 137 young adult women respondents. Sample selection using consecutive non-random sampling technique based on inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed using the Chi-square test with a significance level (p ≤ 0.05).RESULTSA total of 75 subjects (54,7%) did not suffer from PCOS, and 102 subjects (74,5%) had non-obese BMI. Most subjects were ≥ 31 years old (108 subjects or 78,8%) and 100 subjects (73%) had regular menstrual cycles. There was no significant relationship between BMI and PCOS (p = 0,741), antral follicle counts (p = 0,446), and menstrual cycle (p = 0,842). There was significant relationship between age and PCOS (p=0.000) and menstrual cycle (p=0,050).CONCLUSIONSThere was no significant relationship between body mass index and polycystic ovary syndrome in young adults. There was a significant relationship between age and polycystic ovary syndrome.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?