DETAIL KOLEKSI

Analisis dan perbaikan pengendalian mutu terpadu dengan metode evaluasi biaya mutu dan produk cacat pada PT X


Oleh : Santi

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 1999

Pembimbing 1 : Didien Suhardini

Subyek : Quality control;Industrial management;Industrial engineering

Kata Kunci : integrated quality control, evaluation methods, quality costs, defective products, PT X

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 1999_TA_STI_06395260_Halaman-Judul.pdf 15
2. 1999_TA_STI_06395260_Lembar-Pengesahan.pdf 2
3. 1999_TA_STI_06395260_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 1999_TA_STI_06395260_Bab-2_Landasan-Teori.pdf
5. 1999_TA_STI_06395260_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 1999_TA_STI_06395260_Bab-4_Pengumpulan-Dan-Pengolahan-Data.pdf
7. 1999_TA_STI_06395260_Bab-5_Analisis--Dan-Usulan-Perbaikan.pdf
8. 1999_TA_STI_06395260_Bab-6_Kesimpulan-Dan-Saran.pdf 6
9. 1999_TA_STI_06395260_Daftar-Pustaka.pdf 2
10. 1999_TA_STI_06395260_Lampiran.pdf

S Secara langsung maupun tidak langsung, perancangan tata letak mesin yang balk di lantai produksi mampu memberikan peninglcatan produktivitas kerja perusahaan. Kelancaran lalu lintas di gang-gang yang ada, sedikitnya arus batik, dan leluasanya ruang gerak para operator, memberikan keuntungan lebih bagi perusahaan balk dalam segi biaya maupun waktu. Mengingat hal tersebut di atas, PT. Menara Terus Makmur yang bergerak di bidang industri otomotif mencoba untuk memperbaiki tata letak mesin pada bagian machining jack, yang masih memungkinkan diadakannnya perancangan kembali. Perbaikan dilakukan karena terdapat tata letak yang kurang balk; yang mengganggu kelancaran lalu lintas di gang antarbagian di lantai produksi, tidak memberikan ruang gerak yang cukup bagi para operator dan terlalu sempitnya jarak antarmesin/meja kerja. Untuk itu, dalam penelitian kali ini, Peneliti berupaya memperbaiki tata letak tersebut dengan menggunakan teknik perancangan tata letak pabrik yang ada, yang dipelajari Peneliti semasa kuliah. Tahapan yang dilakukan Peneliti adalah menghitung waktu baku tiap operasi, menyusun peta proses operasi, menghitung luas lantai produksi yang diusulkan, menghitung biaya penanganan material, menyusun. Activity Relationship Diagram (ARD), sampai dengan membuat Area Allocation Diagram (AAD) yang merupakan denah tata letak yang memiliki dimensi yang proporsional dengan keadaan sebenarnya. Selanjutnya dari AAD ini dibuat Template sebagai alat peraga untuk mempresentasikan tata letak yang diusulkan. Dan hasil pengolahan data yang dilakukan, Peneliti mengajukan sebuah usulan tata letak yang dianggap memecahkan masalah yang ada. Dengan memutar 90 derajat, posisi mesin yang memiliki dimensi bahan baku panjang, proses produksi di machining jack tidak lagi menggangggu kelamcaran lalu lintas di gang antara bagian machining jack dengan bagian tools and dies. Selain itu, dalam denah tata letak yang diusulkan, ruang gerak operator lebih leluasa, yaitu 0,91 m x 0,91 m dan memiliki jumlah gang yang lebih banyak daripada pada tata letak saat ini, dengan tujuan memperlancar proses pemindahan material dari satu mesin/meja kerja ke mesin/meja kerja lainnya. Namun ternyata dengan menambah jumlah gang dan menambah ruang gerak operator menyebabkan semakin besar jarak antarmesin atau meja kerja yang menyebabkan biaya penanganan material semakin besar pula. Mengingat dalam pelaksanaannya, pemindahan material tidak membutuhkan tenaga kerja ekstra melainkan memanfaatkan operator yang ada, tata letak mesin yang diusulkan ini mungkin untuk diterapkan.

D Directly or indirectly, designing a good machine layout on the production floor can increase the company's work productivity. Smooth traffic in the existing aisles, minimal batik flow, and free space for operators to move, provide more benefits for the company in terms of both costs and time. Considering the above, PT. Menara Terus Makmur which operates in the automotive industry tried to improve the machine layout in the machining jack section, which still allows for redesign. The improvement was made because there was an unfavorable layout; which disrupted the smooth flow of traffic in the aisles between sections on the production floor, did not provide enough space for operators and the distance between machines/work tables was too narrow. Therefore, in this study, the researcher attempted to improve the layout by using existing factory layout design techniques, which the researcher learned during college. The stages carried out by the researcher were calculating the standard time for each operation, compiling an operational process map, calculating the proposed production floor area, calculating material handling costs, compiling. Activity Relationship Diagram (ARD), to create an Area Allocation Diagram (AAD) which is a layout plan that has dimensions proportional to the actual situation. Furthermore, from this AAD a Template is created as a teaching aid to present the proposed layout. And the results of the data processing carried out, the Researcher proposed a layout proposal that is considered to solve the existing problem. By rotating 90 degrees, the position of the machine that has long raw material dimensions, the production process in the machining jack no longer disrupts the smooth flow of traffic in the aisle between the machining jack section and the tools and dies section. In addition, in the proposed layout plan, the operator's movement space is more flexible, namely 0.91 m x 0.91 m and has a greater number of aisles than in the current layout, with the aim of facilitating the process of moving material from one machine/workbench to another. However, it turns out that increasing the number of aisles and increasing the operator's movement space causes the distance between machines or workbenches to increase, which causes material handling costs to increase. Considering that in its implementation, moving materials does not require extra labor but utilizes existing operators, this proposed machine layout is possible to implement.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?