Usulan perancangan stasiun kerja yang ergonomis untuk mengurangi risiko postur kerja pada operator pemasangan baut breaket rear bar di PT. Laksana Teknik Makmur
Penerbit : FTI - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2015
Pembimbing 1 : Nora Azmi
Subyek : Human engineering;Musculoskeletal diseases;Occupational diseases
Kata Kunci : reba, nordic body map, qec, triz, fuzzy ahp
Status Posting : Published
Status : Tidak Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2015_TA_STI_06310058_Halaman-Judul.pdf | ||
2. | 2015_TA_STI_06310058_Lembar-Pengesahan.pdf | ||
3. | 2015_TA_STI_06310058_Bab-1_Pendahuluan.pdf | ||
4. | 2015_TA_STI_06310058_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf |
|
|
5. | 2015_TA_STI_06310058_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf |
|
|
6. | 2015_TA_STI_06310058_Bab-4_Pengumpulan-Data.pdf |
|
|
7. | 2015_TA_STI_06310058_Bab-5_Perancangan.pdf |
|
|
8. | 2015_TA_STI_06310058_Bab-6_Implementasi.pdf |
|
|
9. | 2015_TA_STI_06310058_Bab-7_Kesimpulan-dan-Saran.pdf | ||
10. | 2015_TA_STI_06310058_Daftar-Pustaka.pdf |
|
|
11. | 2015_TA_STI_06310058_Lampiran.pdf |
|
P PT. Laksana Teknik Makmur merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan accesories mobil di Indonesia. Salah satu produk yang dihasilkan adalah breaket rear bar. Saat ini pemasangan baut breaket rear bar masih dilakukan secara manual, dimana operator melakukan pemasangan baut breaket dengan duduk menggunakan bangku kecil dan dilakukan diatas lantai. Dengan posisi kerja seperti itu, maka akan sangat mengurangi kenyamanan pekerja dan berpotensi menimbulkan penyakit akibat kerja, yang dikarenakan posisi pekerja yang kurang ergonomis dan dilakukan dengan jangka waktu yang lama. Hal ini mengindikasikan bahwa kurang ergonomisnya stasiun kerja pemasangan baut breaket rear bar untuk operator. Untuk memastikan adanya resiko ergonomis, maka dilakukan penelitian pendahuluan dengan menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assesment). Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan skor 9 dengan level resiko tinggi, sehingga memerlukan tindakan secepatnya. Kemudian untuk mengetahui keluhan tubuh yang dialami oleh operator, dilakukan dengan menggunakan kuisoner Nordic Body Map. Sedangkan untuk mengetahui nilai postur tubuh operator, dapat dilakukan dengan metode QEC (Quick Exposure Checklist). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode QEC (Quick Exposure Checklist) didapatkan nilai 66,7% yang masuk kedalam tindakan investigasi lebih lanjut dengan perubahan segara. Kemudian dari hasil diagram ishikawa dapat disimpulkan bahwa perlu upaya untuk merancang perbaikan pada stasiun kerja. Pendekatan yang digunakan untuk perancangan stasiun kerja pemasangan baut breaket rear bar adalah menggunakan metode TRIZ. Hasil dari penggunaan metode TRIZ (Theoriya Rehesniya Izobretatelskikh Zadatch) didapatkan 3 alternatif perancangan stasiun kerja. Alternatif Perancangan 1 memiliki tumpukkan breaket sebelum dirakit tidak terdapat pemisah antara breaket kanan dan kiri, dan tidak terdapat sliding untuk mendorong breaket rear bar setelah selesai dirakit. Alternatif perancangan 2 memiliki tumpukkan breaket sebelum dirakit terdapat pemisah antara breaket kanan dan kiri, dan tidak terdapat sliding untuk mendorong breaket rear bar setelah selesai dirakit. Alternatif perancangan 3 memiliki tumpukkan breaket sebelum dirakit terdapat pemisah antara breaket kanan dan kiri, dan terdapat sliding untuk mendorong breaket rear bar setelah selesai dirakit. Kemudian untuk memilih stasiun kerja yang diinginkan oleh operator, digunakan metode Fuzzy AHP (Analytical Hierarchy process). Dari hasil perhitunggan Fuzzy AHP (Analytical Hierarchy process), bahwa alternatif yang terpilih adalah alternatif 3. Tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi alternatif 3, selama 1 minggu. Setelah implementasi dilaksanakan, kemudian didapatkan penurunan skor REBA (Rapid Entire Body Assesment) menjadi skor 5 yang masuk kedalam resiko level sedang dan memerlukan tindakan perbaikan. Sedangkan untuk keluhan tubuh yang dialami oleh operator selama implementasi dilakukan dengan kuisoner Nordic Body Map, dan didapatkan 2 keluhan yang dialami oleh operator. lalu untuk mengetahui nilai postur tubuh operator selama implementasi, dilakukan dengan metode QEC (Quick Exposure Checklist). Hasil dari perhitungan QEC (Quick Exposure Checklist) terjadi penurunan skor menjadi 32,70% dengan keterangan tindakan dapat diterima.
P PT. Laksana Teknik Makmur is one of the manufacturing company engaged in the manufacture of car accesories in Indonesia. One of the resulting product is breaket rear bar. Currently mounting bolt Breaket rear bar is still done manually, where the operator doing the mounting bolts breaket with sitting using a small bench and carried on the floor. With such a working position, it will greatly reduce worker comfort and potentially cause occupational diseases, which is due to less ergonomic working position and done with long periods of time. This indicates that less ergonomic work stations mounting bolt breaket rear bar for operators. To ensure ergonomic risk, then do preliminary research using REBA (Rapid Entire Body Assesment) method. Preliminary research results indicate a score of 9 with a high level of risk, requiring immediate action. then to determine the bodily complaints experienced by the operator, done using questionnaires Nordic Body Map. As for knowing the value of the operator's body posture, can be done by QEC (Quick Exposure Checklist) method. Based on calculations using values obtained 66.7% QEC (Quick Exposure Checklist) entering into further investigative action by the changes immediately. Then from the ishikawa diagram it can be concluded that the necessary effort to design improvements to the work station. The approach used for the design of work stations mounting bolt breaket rear bar is using TRIZ (Theoriya Rehesniya Izobretatelskikh Zadatch) method. The results obtained from the use of three alternative methods of TRIZ (Theoriya Rehesniya Izobretatelskikh Zadatch) designing work stations. Then to select the desired work station by the operator, then continued using Fuzzy AHP(Analytical Hierarchy process). Fuzzy AHP(Analytical Hierarchy process) from the calculation, that the chosen alternative is alternative 3.The next stage is to make the implementation of alternative 3, for 1 week. After implementation carried out, then the score obtained decrease REBA (Rapid Entire Body Assesment) be scores of 5 are entered into the risk level of being and require corrective action. As for the complaints body experienced by operators during the implementation is done by questionnaire Nordic Body Map, and obtained two complaints experienced by the operator. then to determine the value of the operator's body posture during implementation, carried out by QEC (Quick Exposure Checklist) method. Results of calculation QEC (Quick Exposure Checklist) decrease the score to 32.70% with an acceptable description of the action.