Perbedaan hasil ukur jangka sorong digital dan pemindai intraoral terhadap lebar inter-kaninus rahang atas pada subjek model studi dewasa muda
L Latar Belakang: Gigi kaninus memiliki dimorfisme seksual yang signifikan, sehingga sering digunakan dalam identifikasi jenis kelamin pada odontologi forensik. Pengukuran lebar inter-kaninus dapat dilakukan dengan cara konvensional dan modern. Pengukuran konvensional menggunakan jangka sorong digital memiliki keterbatasan akurasi. Pemindai intraoral menawarkan alternatif dengan akurasi lebih tinggi dan kemudahan penyimpanan data. Belum ada penelitian yang membandingkan lebar inter-kaninus rahang atas melalui pemindai intraoral dan jangka sorong digital. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran lebar inter-kaninus rahang atas menggunakan jangka sorong digital dan pemindai intraoral. Metode: Penelitian ini menggunakan 80 model studi rahang atas yang dilakukan pengukuran menggunakan jangka sorong digital dan pemindai intraoral. Setiap model studi dilakukan pengukuran sebanyak enam kali, tiga kali pengukuran menggunakan jangka sorong digital, dan tiga kali pengukuran lainnya menggunakan pemindai intraoral. Ketiga hasil pengukuran dalam satu model studi dilakukan rata-rata, sehingga didapatkan satu hasil pengukuran untuk satu model studi. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS dengan melakukan uji kesepakatan menggunakan ICC, uji normalitas menggunakan KolmogorovSmirnov, dan uji signifikansi menggunakan T independen. Hasil: Melalui uji ICC, didapatkan hasil kesepakatan yang baik dengan nilai 0,892. Melalui uji T independen, didapatkan hasil signifikansi p sebesar 0,598 (p > 0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pengukuran lebar inter-kaninus rahang atas menggunakan pemindai intraoral dan jangka sorong digital. Kata Kunci: odontologi forensik, lebar inter-kaninus, jangka sorong digital, pemindai intraoral, model studi
B Background: Canine teeth display significant sexual dimorphism, which makes them essential for sex determination in forensic odontology. The measurement of inter-canine width can be performed using both conventional and modern methods. Conventional measurements using digital calipers have accuracy limitations. Intraoral scanners offer an alternative with higher accuracy and easier data storage. However, there has been no research comparing the maxillary inter-canine width measured using an intraoral scanner and a digital caliper. Objective: To compare the difference of maxillary inter-canine width measurements obtained using digital caliper and intraoral scanner. Method: This study used 80 upper jaw study models, with measurement taken using digital caliper and intraoral scanner. Each study model underwent six measurements, three using digital caliper and the other three using intraoral scanner. The three measurements for each study model were averaged to obtain a single measurement value for that model. Data analysis was performed using SPSS, with ICC for agreement test, Kolmogorov-Smirnov for normality test, and independent T-test for the significance test. Result: The ICC test showed a good agreement with a value of 0.892. The independent t-test showed a significance value of 0.598 (p > 0.05). Conclusion: There is no significant difference between maxillary inter-canine width measurements using intraoral scanner and digital caliper. Keywords: forensic odontology, inter-canine width, digital caliper, intraoral scanner, study model