Pengembangan model untuk evaluasi tingkat layanan drainase perekotaan : identifikasi faktor kunci untuk evaluasi tingkat layanan drainase perkotaan : tahun ke 1 dari rencana 3 tahun
T Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan indikator-indikator yang berkontribusi signifikan pada tingkat layanan drainase perkotaan dan besaran bobot tiap indikatornya. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah penetapan indikatir-indikator yang berkontribusi signifikan pada tingkat layanan drainase perkotaan dan besaran bobot tiap indikatornya. Selain mengacu pada beberapa penelitian yang sudah ada, indikator-indikator tersebut akan dikaji melalui survei yang lebih komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah dan pemangku kepentingan. Metode survei yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada respoden di seluruh Indonesia yang berasal darai berbagai instansi pemerintah yang terkait dengan drainase perkotaan, masyarakat industri yang memanfaatkan saluran drainase dan perguruan tinggi. Untuk menguji validitas indikator digunakan analisa faktor menggunkan kriteria nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) untuk uji dimensi tingkat-2 dan anti-image correlation dari matriks diagonal untuk uji tiap indicator. Untuk uji reliabilitas dipakai a-Cronbach (Cronvach Alpha). Sedangkan metode yang digunakan untuk menguji kontribusi indikator-indikator tersebut pada tingkat layanan drainase perkotaan adalah Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model/SEM) dengan bantuan program AMOS. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas berdasarkan data dari 30 respoden menunjukan bahwa dari seluruh indikator yang digunakan dalam mengukur dimensi dari faktor-faktor yang memberikan kontribusi pada layanan drainase perkotaan hampir secara keseluruhan bersifat valid, kecuali untuk dimensi kehandalan sarana drainase terdapat satu indikator yaitu indikator kemantapan dinding saluran yang tidak valid. Padahal menurut Peneliti indikator tersebut merupakan salah satu indikator yang berkontribusi signifikan pada tingkat layanan drainase perkotaan. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena kurang sesuainya pertanyaan.