P PT. Freeport Indonesia memiliki wilayah kerja tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ) yang menggunakan sistem metode penambangan block caving yang memanfaatkan gaya gravitasi untuk ambrukan pada tubuh bijih (ore), pada tambang yang telah lama ditambang dengan penggunaan metode ini dapat menimbulkan potensi pembentukan lumpur basah (wetmuck). Wetmuck terbentuk oleh percampuran material halus dan air yang dapat meluncur karena dipenggaruhi oleh beberapa faktor, seperti : pengklasifikasian kelas drawpoint, frekuensi luncuran, drawpoint terisolasi, tinggi draw (HOD), dan aktivitas mucking yang berpengaruh terhadap volume luncuran lumpur basah. Volume dari luncuran lumpur berdampak pada banyaknya alat loader yang tertimbun serta dapat membahayakan para pekerja yang melintas di sepanjang drift. Pada pertengahan tahun 2018 terjadi insiden luncuran lumpur basah (spill out) dengan volume luncuran di atas 1000 m3, dengan rata-rata jarak luncuran berkisar 70 - 230 m yang mencapai north fringe drift dan south fringe drift. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai korelasi dari faktor-faktor kontribusi terhadap volume luncuran yang kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis multivarian dengan hasil korelasi akhir yaitu 43,1%. Dengan demikian, hasil analisis yang dilakukan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi volume luncuran lumpur basah dan faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah aktivitas mucking.