B Banyak masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak mengetahui gejala dari tonsilitis yang sering di jumpai pada anak-anak dan tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa. Tinggi nya konsumsi makanan jajanan menyebabkan anak sekolah memiliki potensi yang besar untuk mengalami tonsilitis, karena anak tidak paham betul tentang komposisi jajanan, keamanan, kebersihan penyajian dan cara pengolahan makanan jajanan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola makan dengan tonsilitis pada anak Sekolah Dasar. METODE Penelitian menggunakan pendekatan secara cross-sectional dilakukan kepada semua siswa siswi kelas 1 dan kelas 2 SD N Cempaka Putih 1 Kecamatan Ciputat Timur Tangerang Selatan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2015 di SD Cempaka Putih 1. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner yang meliputi karakteristik responden dan kuesioner tentang keamanan pangan jajanan anak Sekolah Dasar, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik oleh peneliti dan dokter spesialis THT. Analisis data dengan menggunakan SPSS for Windows versi 20 dengan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. HASIL PENELITIAN Sebagian besar responden memiliki pola makan yang baik 65,8%. Responden yang mengalami tonsilitis adalah 18,4%. Responden yang memiliki pola makan yang buruk lebih banyak mengalami tonsilitis 18,4% dibandingkan dengan responden yang memiliki pola makan yang baik, secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna. KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya angka kejadian tonsilitis yaitu sebesar 18,4% dan terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan tonsilitis. Semakin baik pola makan semakin rendah angka kejadian tonsilitis pada siswi SD kelas1 dan 2.