DETAIL KOLEKSI

Evaluasi konsentrasi logam timbak (Pb) udara ambien di Glodok, Monas dan Kemayoran sebelum dan setelah kebijakan bensin tanpa timbal 1 Juli 2001 dengan menggunakan metode Atomik Absorption Spectrometer (AAS)


Oleh : Fita Wiranti

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2004

Pembimbing 1 : E Budirahardjo

Pembimbing 2 : Bambang Iswanto

Subyek : Lead - Air pollution

Kata Kunci : lead (Pb) pollution, AAS Methods

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2004_TA_STL_08299039_Halaman-Judul.pdf
2. 2004_TA_STL_08299039_Bab-1.pdf
3. 2004_TA_STL_08299039_Bab-2.pdf
4. 2004_TA_STL_08299039_Bab-3.pdf
5. 2004_TA_STL_08299039_Bab-4.pdf
6. 2004_TA_STL_08299039_Bab-5.pdf
7. 2004_TA_STL_08299039_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2004_TA_STL_08299039_Lampiran.pdf

S Sebagai upaya untuk mengantisipasi dampak pencemaran logam timbal (Pb) yang dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor yang sangat mengkhawatirkan, maka sejak tanggal 1 Juli 2001 Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengganti bensin bertimbal dengan bensin tanpa timbal. Penelitian Tugas Akhir (TA) ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi Iogam timbal di tiga kawasan peruntukan DKI Jakarta (Monas, Glodok, dan Kemayoran) serta membandingkan konsentrasi Pb tersebut pada periode waktu sebelum kebijakan bensin tanpa timbal 1 Juli 2001 diterapkan Juli 2000 - Juni 2001), maupun setelah diterapkan (Januari 2003 - Desember 2003). Konsentrasi Pb di udara ambien didapat dari hasil analisis laboratorium berdasarkan Australian Standard No. 2800-1985. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa konsentFasi Pb tertinggi di kawasan Glodok sebelum 1 Juli 2001, terjadi pada bulan April 2001 (4,249 ug/m3), sedangkan konsentrasi Pb terendah terjadi pada bulan Februari 2001 ( 2,09 ug/ m3), ini berarti konsentrasi Pb kawasan Glodok sebelum 1 Juli 2001 telah melampaui baku mutu udara ambien nasional, yaitu sebesar 2,0 ug/ m3 Konsentrasi Pb tertinggi kawasan Kemayoran sebelum 1 Juli 2001 terjadi padabulan April 2001 (1,331 ug/m3), sedangkan konsentrasi terendah terjadi pada bulanJanuari 2001 (0,758 ug/m3). Hal ini berarti konsentrasi Pb kawasan Kemayoran sebelum 1Juli 2001 belum melampaui baku mutu udara ambien nasional.Konsentrasi Pb di kawasan Glodok, Kemayoran, dan Monas setelah 1 Juli 2001 belum melampaui baku mutu udara ambien nasional, yaitu sebesar 2,00 ug/m3. Dengan konsentrasi Pb tertinggi untuk kawasan Glodok terjadi pada bulan Juni 2003 ( 0,479ug/ m3), dan konsentrasi Pb terendah terjadi . pada bulan Februari 2003 (0,118 ug/ m3). Untuk Kawasan Kemayoran konsentrasi Pb tertinggi terjadi pada bulan April 2003 (0,4427 ug/m3), dan konsentrasi terendah terjadi pada bulan Mei 2003 (0,1304 ug/m3). Untuk Monas konsentrasi Pb tertinggi terjadi pada bulan Januari 2003 (0,4838 ug/ m3), dan terendah terjadi pada bulan Desember 2003 (0,0552 ug/m3). Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan regresi linear sederhana dapat dilihat bahwa fluktuasi konsentrasi Pb sangat kuat dan positif dipengaruhi olehjumlah kendaraan bermotor, yaitu dengan nilai koefisien korelasi (r) diatas 0,5. Fluktuasi konsentrasi Pb selain dipengaruhi oleh jumlah kendaraan bermotor juga dipengaruhi oleh faktor meteorologi, seperti curah hujan, kecepatan angin, dan kelembaban udara. Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan analisis varians (ANAVA), diketahui bahwa faktor meteorologi baik sebelum maupun setelah 1 Juli 2001 tidak berbeda secara nyata.

A As an effort to anticipate the lead (Pb) polution impact which is comes from the vehicles emitions, start 1 July 2001 the Government sets one policy to substitute leaded Gasoline with urileaded Gasoline. This Final Project (TA) research has goal to measure lead concentration in three differences region at DKI - Jakarta (Monas, Kemayoran, and Monas), and also to compared the lead concentration before (July 2000 - June 2001) and after (January 2003 - December 2003) the regulation sets up. The result of lead concentration in ambient air was get from the laboratory analysis based on Australian Standard No. 2800 - 1985. From the measurement known that the lowest lead concentration at Glodok before July 1st 2001. happened in February 2001 (2,09 ug/ m3) and the highest happened in April 2901 (4,249 ug/m3). It means that the lead concentration in Glodok has alfeadf crossing the National Standard Of Ambient Air (2,0 ug/m3). The highest lead concentration at Kemayoran before July 2001 happened at April 2001 (1,331 ug/ m3), and the lowest concentration happened at January 2001 (0,785 ug/ m3). It means that the lead concentrations has not crossing the National Standard. Lead concentration in Glodok, Kemayoran, and Monas after 1st July 2001 has not already crossing the National Standard. With the highest concentration at Glodok area happened at June 2003 (0,479 ug/m3) and the highest lead concentration at February 2003 (0,118 ug/m3). For Kemayoran area the highest lead concentration happened at April 2003 (0,4427 ug/ m3), and the lowest at Mei2003 (0,1304 ug/m-). The lowest lead concentration in Monas happened at December 2003 (0,0552 ug/ m3), and the highest at January 2003 (0,4838 ug/ m").Based on statistic analysis by using simple regretion linear methods, we can see that lead (Pb) concentration fluctuation was very strong and positif influenced by quantity (total amount) of vehicles, with coeficient corelation (r) above 0,5. The lead concentration fluctuation also influenced by meteorological factor, such as: rain, wind speed and direction, and humidity. From Varians Analysis (ANA VA) known that meteorological factor before and after the regulation 1 July 2001, there is no any real differences compare with 2000, 2001,2003.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?