DETAIL KOLEKSI

Usulan perbaikan kualitas dengan metode six sigma pada proses produksi pipa baja tipe diameter 3 inci spec api dalam plant Vai 4 di PT.Bakrie Pipe Industries


Oleh : Nuansari Kurniawati

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2012

Pembimbing 1 : Dedy Sugiarto

Pembimbing 2 : Johnson Saragih

Subyek : Quality control - Statistical methods.;Production management - Statistical methods;Six sigma (quality control standard)

Kata Kunci : quality improvement, six sigma, steel pipe, production, bakrie pipe industries.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2012_TA_TI_06307133_Halaman-Judul.pdf 22
2. 2012_TA_TI_06307133_Bab-1.pdf 6
3. 2012_TA_TI_06307133_Bab-2.pdf
4. 2012_TA_TI_06307133_Bab-3.pdf
5. 2012_TA_TI_06307133_Bab-4.pdf
6. 2012_TA_TI_06307133_Bab-5.pdf
7. 2012_TA_TI_06307133_Bab-6.pdf
8. 2012_TA_TI_06307133_Bab-7.pdf
9. 2012_TA_TI_06307133_Daftar-Pustaka.pdf 3
10. 2012_TA_TI_06307133_Lampiran.pdf

b bidang produksi pipa baja. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini berupa pipa baja dengan berbagai jenis dan tipe ukuran diameter. Penelitian ini difokuskan pada plant VAI 4 yang memproduksi pipa dengan tipe diameter 11/2 inci sampai dengan 4 inci. Plant ini merupakan plant yang paling sering mendapat pesanan pipa baja paling banyak bila dibandingkan dengan plant lainnya. Berdasarkan data historis perusahaan, produk pipa baja tipe diameter 3 inci pada periode Juni — Agustus 2011 merupakan produk dengan persentase cacat tertinggi. Karena masih tingginya nilai persentase cacat, maka perusahaan perlu meningkatkan dan memperbaiki kualitas produk. Pemecahan masalah ini dilakukan dengan metode Six Sigma, yang mana melalui tahapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control). Berdasarkan hasil pengukuran, nilai DPMO yang dim iliki oleh perusahaan sebesar 50.036,792 dengan tingkat sigma sebesar 3,14 sigma. Untuk meningkatkan tingkat sigma, maka perlu dilakukan analisa dan perbaikan lebih lanjut terhadap proses produksi. Analisa permasalahan dilakukan menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk mengetahui faktor penyebab kegagalan dan menghitung nilai RPN tertinggi sebagai prioritas penanganan masalah. Berdasarkan analisa tersebut maka diketahui bahwa masalah yang menjadi prioritas utama adalah cacat high low yang disebabkan karena beberapa faktor yaitu jarak antar roll pada mesin upper squeeze roll yang tidak tepat, penyambungan skelp yang tidak benar dan penggunaan bahan baku yang buruk, dengan nilai RPN masing-masing adalah 448, 320 dan 216. Penanganan masalah yang menjadi prioritas utama pada proses ini adalah dengan beberapa usulan perbaikan yaitu menentukan jarak antar roll yang ideal pada mesin upper squeeze roll yang berada pada mesin forming, merancang alat bantu yang berupa mal joint untuk proses jointing dan melakukan penanganan terhadap penggunaan skelp untuk diproduksi. Dengan adanya perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk dari perusahaan. Berdasarkan hasil implementasi yang telah dilakukan, nilai DPMO yang dimiliki menjadi 41.276,042 dengan tingkat sigma sebesar 3,24 sigma.

P PT. Bakrie Pipe Industries is manufacturing industry company engage in steel pipe production. The products produced by company have various types and size of each pipe diameter. This research is focus on plant VAI 4, which produce pipes of type diameter between 11/2 inch to 4 inch. This type of plant is often gets the most of the steel pipe orders than the others. Base on the historical data, the type 3 inch still on period June — August 2011 has the most defected percent. Because of its high value defected percent, the company should increase and improve product quality. Solving this problem is done by applying the Six Sigma methods trough Define, Measure, Analyze, Improve and Control (DMAIC) steps. Based on the measurement results, DPMO value of the company is 50.036,792 with sigma level of 3,14. To improve the sigma level, the company makes further analysis and improvement in the production process by using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) methods to determine failure factors and calculate the highest RPN value priorities handler problem. Proficiency level based on analysis is known as the main priority high low defected which is caused of few factor namely roll distance on improper machine upper squeeze roll, improper skelp continuation and the use of rotten material raw with each value RPN is 448, 320 and 216. Handling the problems that become the main priority on the process by some improvements are proposed to determine the distance between the ideal roll on upper squeeze roll machine residing on the forming machine, to design aiding tools which is joint tool is used to process jointing and treatment for the use of skelp to be produced. With this improvement is expected to increase the quality of the product company. Base on the results of the implementation that has been done, DPMO value has become 41.276,042 with sigma level 3.24.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?