Penentuan generasi hidrokarbon dengan metode pemodelan cekungan 1d di dalaman lokal area lapangan “afrâ€, wilayah kerja onwj
Penerbit : FTKE - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2025
Pembimbing 1 : Yarra Sutadiwiria
Pembimbing 2 : Cahyaningratri Prima Riyandhani
Kata Kunci : 1; Geochemistry 2; Rock-Eval Pyrolisis 3; Source rock 4; Vitrinite Reflectance 5; TOC
Status Posting : Published
Status : Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2025_SK_STG_072002100002_Halaman-Judul.pdf | 10 | |
2. | 2025_SK_STG_072002100002_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf | 1 | |
3. | 2025_SK_STG_072002100002_Surat-Hasil-Similaritas.pdf | 1 | |
4. | 2025_SK_STG_072002100002_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf | 1 | |
5. | 2025_SK_STG_072002100002_Lembar-Pengesahan.pdf | 1 | |
6. | 2025_SK_STG_072002100002_Pernyataan-Orisinalitas.pdf | 1 | |
7. | 2025_SK_STG_072002100002_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf | 1 | |
8. | 2025_SK_STG_072002100002_Bab-1.pdf | 6 | |
9. | 2025_SK_STG_072002100002_Bab-2.pdf | 5 |
|
10. | 2025_SK_STG_072002100002_Bab-3.pdf |
|
|
11. | 2025_SK_STG_072002100002_Bab-4.pdf | 51 |
|
12. | 2025_SK_STG_072002100002_Bab-5.pdf | 2 | |
13. | 2025_SK_STG_072002100002_Daftar-Pustaka.pdf | 3 | |
14. | 2025_SK_STG_072002100002_Lampiran.pdf |
|
P Penentuan generasi hidrokarbon dengan metode pemodelan cekungan 1d di dalaman lokal area lapangan afr, wilayah kerja onwj, bertujuan untuk menganalisis sejarah pemendaman dan potensi hidrokarbon dari batuan induk di dalaman lokal area lapangan afr, sub-cekungan kepuh, cekungan jawa barat utara. penelitian ini menggunakan data geokimia dari sumurar-1, ar-2, dan ar-3, termasuk analisis total organic carbon (toc), rock eval pyrolysis (rep), dan reflektansi vitrinit (ro). hasil analisis menunjukkan bahwa formasi talang akar memiliki potensi yang baik sebagai sumber hidrokarbon, dengan nilai toc yang bervariasi dan tingkat kematangan yang berbeda-beda. pemodelan cekungan 1d yang dilakukan menggunakan perangkat lunak petromod menunjukkan bahwa batuan induk di sumur ar-1 telah memasuki fase ekspulsi hidrokarbon, sedangkan sumurar-2 dan ar-3 menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk pengembangan lebih lanjut. penelitian ini memberikan wawasan penting untuk eksplorasi hidrokarbon di wilayah tersebut dan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. penelitian ini penting dilakukan karena wk onwj merupakan salah satu wilayah kerja migas yang telah lama berproduksi, sehingga dibutuhkan pendekatan eksplorasi baru yang lebih terfokus pada area tertentu guna mengidentifikasi potensi sumber daya hidrokarbon yang belum dikembangkan. dengan memahami karakteristik dan kematangan batuan induk secara lebih detail, kegiatan eksplorasi dapat diarahkan secara lebih efisien dan berkelanjutan.
T The determination of hydrocarbon generation using 1d basin modeling method in the local depth of the afr field area, onwj working area, aims to analyze the burial history and hydrocarbon potential of source rocks in the local deep of the afr field area, kepuh sub-basin, north west java basin. this study uses geochemical data from wells ar-1, ar-2, and ar-3, including total organic carbon (toc), rock evaluation pyrolysis (rep), and vitrinite reflectance (ro) analysis. the results of the analysis indicate that the talang akar formation has good potential as a source of hydrocarbons, with varying toc values and different levels of maturity. 1d basin modeling performed using petromod software shows that the source rock in well ar-1 has entered the hydrocarbon expulsion phase, while wells ar-2 and ar-3 show promising potential for further development. this study provides important insights for hydrocarbon exploration in the area and can be a reference for further research. this research is crucial because the onwj working area (wk onwj) is a long-established oil and gas working area, necessitating a new, more focused exploration approach to identify potential undeveloped hydrocarbon resources. by understanding the characteristics and maturity of the source rock in greater detail, exploration activities can be directed more efficiently and sustainably.