S Sistem hidrolika pemboran memegang peranan penting dalam menentukan efisiensi operasi pemboran, terutama dalam memastikan energi dari lumpur pemboran mampu disalurkan secara efektif ke area kerja bit yang akan mempengaruhi proses penggerusan batuan dan pembersihan lubang bor dari cutting. penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan sistem hidrolika pemboran pada sumur nin-19 lapangan nw dengan fokus utama pada tiga trayek lubang yaitu 17½”, 12¼”, dan 8½”. berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada tahap awal, diketahui bahwa permasalahan utama yang ditemukan adalah kurang optimalnya tekanan di bit, yang ditunjukkan melalui rendahnya nilai persentase hidrolika pada ketiga trayek tersebut yang masih berada di bawah batas standar, yaitu 50%. rendahnya nilai hidrolika ini mengindikasikan bahwa distribusi tekanan lumpur pemboran ke bit tidak optimal, yang berarti bahwa sebagian besar energi dari lumpur pemboran justru hilang sebelum mencapai area kerja mata bor, sehingga menyebabkan proses pemboran menjadi tidak optimal dan efisien.dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan proses optimasi terhadap sistem hidrolika sumur nin-19 lapangan nw menggunakan metode bit hydraulics horse power (bhhp). metode ini didasarkan pada prinsip bahwa semakin besar daya yang diberikan oleh lumpur pemboran pada formasi batuan, maka semakin efektif pula proses pembersihan lubang bor dari cutting. dalam proses optimasi ini, dilakukan perhitungan untuk menentukan laju alir optimum dan tekanan pada bit yang optimal agar sistem hidrolika dapat memberikan daya maksimal pada are kerja bit. selanjutnya, keberhasilan optimasi juga dianalisis menggunakan metode cutting carrying index (cci) untuk mengevaluasi kemampuan lumpur dalam mengangkut cutting keluar dari lubang bor.hasil optimasi sistem hidrolika pada sumur nin-19 menunjukkan peningkatan persentase sistem hidrolika yang signifikan pada setiap trayek. pada trayek 17½” dengan interval kedalaman 424,9–1693 ftmd, persentase hidrolika meningkat dari 44,70% menjadi 67,72%. pada trayek 12¼” di interval kedalaman 1978–4200 ftmd, efisiensi sistem hidrolika meningkat dari kisaran 36,64–41,56% menjadi 51,57–52,79%. sementara itu, optimasi pada trayek 8½” dengan interval 4557–4981 ftmd berhasil meningkatkan persentase hidrolika dari 46,07% menjadi tepat 50%. peningkatan efisiensi ini menandakan bahwa sistem hidrolika telah bekerja lebih optimal dalam menyalurkan energi ke bit, sehingga proses pemotongan batuan dan proses hole cleaning menjadi lebih efektif. sebagai bentuk evaluasi lanjutan terhadap keberhasilan proses pembersihan lubang bor, dilakukan perhitungan cutting carrying index (cci) menggunakan laju alir optimum yang telah ditentukan dari hasil optimasi sebelumnya. hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai cci pada trayek 17½” berada dalam rentang 0,82 hingga 1,06. pada trayek 12¼”, nilai cci tercatat antara 5,35 hingga 8,36, sedangkan pada trayek 8½” berada dalam rentang 11,45 hingga 20,26. hasil pengukuran menunjukkan bahwa hole cleaning telah berjalan dengan baik, terbukti dari nilai cci yang melampaui batas standar minimal 0,5.dapat dikatakan bahwa optimasi hidrolika pemboran menggunakan metode bit hydraulics horse power (bhhp) berhasil meningkatkan efisiensi hidrolika pada ketiga trayek utama, yaitu 17½”, 12¼”, dan 8½” pada sumur nin-19 lapangan nw hingga melebihi standar minimum sebesar 50%, sehingga secara signifikan mampu meningkatkan kinerja bit dan efektivitas pengangkatan cutting. nilai cutting carrying index (cci) yang melampaui 0,5 juga merupakan indikator keberhasilan dari optimasi hidrolika dari sisi pembersihan lubang bor. dengan demikian, sistem hidrolika pemboran pada sumur nin-19 lapangan nw dinyatakan lebih optimal dan mampu menciptakan proses pengeboran yang lebih efektif dan efisien.kata kunci: bit hydraulics horse power (bhhp); cutting carrying index (cci); hidrolika; pembersihan lubang; pemboran