L Lumpur pemboran memiliki peran penting dalam proses pemboran, khususnya dalam hal pengangkatan cutting dari dasar sumur ke permukaan. sifat fisik lumpur pemboran seperti densitas, plastic viscosity, yield point, pola aliran, flow rate (q) dan rate of penetration (rop) memiliki peranan penting dalam proses sirkulasi lumpur pemboran pada pengangkatan cutting ke permukaan. jika pengangkatan cutting tidak optimal, ini dapat menyebabkan cutting mengendap kembali ke dasar sumur, sehingga dapat menimbulkan masalah dalam proses pemboran. seperti penggerusan cutting berulang kali oleh pahat (regrinding), penurunan laju penetrasi, pipa terjepit atau stuck pipe dan penggunaan jenis lumpur yang tidak tepat akan berdampak pada kebersihan lubang bor. lumpur pemboran juga berpengaruh terhadap penentuan kecepatan, efisiensi, keselamatan, dan biaya selama operasi pemboran berlangsung. maka dari itu, diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja lumpur dalam mengangkat cutting, terutama untuk memastikan lubang bor tetap bersih dan bebas dari akumulasi cutting yang dapat mengganggu operasi. maksud dan tujuan dari evaluasi pengangkatan cutting ini adalah untuk mengetahui kemampuan dari lumpur pemboran dalam mengangkat cutting ke permukaan yang ada pada sumur mg-21 lapangan sg pada trayek 12 ¼” dan 8 ½”.dalam penulisan tugas akhir ini akan dievaluasi pengangkatan cutting oleh lumpur pemboran yang digunakan pada sumur mg-21 lapangan sg pada trayek 12 ¼ inch dan 8 ½ inch dengan menggunakan tiga metode yang digunakan adalah ctr (cutting transport ratio), cca (cutting capacity in annulus), dan cci (cutting carry index). ctr (cutting transport ratio) merupakan rasio atau persentase dari lumpur yang berhasil mengangkat cutting, cca (cutting capacity in annulus) menggambarkan seberapa banyak cutting yang ada pada saat berada di annulus, dan cci (cutting carry index) metode ini diterapkan untuk mengevaluasi apakah proses cutting lifting telah berfungsi secara optimal. masing – masing metode mempunyai kriteria keberhasilan sendiri, dimana cci (cutting carry index) > 1, ctr (cutting transportation ratio) > 50%, dan cca (cutting concentration in annulus) < 5%.evaluasi pengangkatan cutting pada sumur mg-21 lapangan sg telah memenuhi kriteria pengangkatan cutting yang baik, pada trayek 12 ¼” dengan metode cci (cutting carry index) didapatkan hasil 4,069 – 52,911, metode ctr (cutting transportation ratio) didapatkan nilai 59,444% – 98,643% dan pada metode cca (cutting concentration in annulus) didapatkan nilai 1,462%- 2,952%, dan untuk trayek 8 ½“ dengan metode cci (cutting carry index) didapatkan hasil 4,858% – 27,828, metode ctr (cutting transportation ratio) didapatkan nilai 83,615% - 96,964%, dan pada metode cca (cutting concentration in annulus) didapatkan nilai 0,367% – 0,997%.berdasarkan pada hasil evaluasi bahwa penggunaan lumpur pemboran yang digunakan dari segi sifat fisik seperti densitas, plastic viscosity, yield point serta parameter seperti flowrate pompa dan rate of penetration (rop) yang digunakan pada sumur mg-21 lapangan sg dapat mengangkat cutting secara baik dari annulus hingga ke permukaan dan tidak ditemukannya pengendapan cutting di dasar sumur juga menjadi indikator bahwa sistem sirkulasi dan desain lumpur yang digunakan efektif dan sesuai, lumpur mampu menjaga kondisi lubang bor tetap bersih dari endapan material pemboran selama operasi pemboran ini berlangsung. keberhasilan ini mendukung kelancaran operasi pemboran secara menyeluruh dan dapat meminimalkan potensi risiko selama operasi pemboran akibat permasalahan hole cleaningkata kunci : cca (cutting capacity in annulus); cci (cutting carry index); ctr (cutting transport ratio); lumpur pemboran