DETAIL KOLEKSI

Semen pada casing 7 inch menggunakn log CBL dan VDL pada lapangan FR


Oleh : Faradiba

Info Katalog

Nomor Panggil : 1271/TP/2020

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2020

Pembimbing 1 : Ratnayu Sitaresmi

Pembimbing 2 : Puri Wijayanti

Subyek : Cement;Petroleum engineering

Kata Kunci : CBL, VDL, bond index, casing

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2020_TA_STP_071001600046_Halaman-judul.pdf
2. 2020_TA_STP_071001600046_Pengesahan.pdf 5
3. 2020_TA_STP_071001600046_Bab-1_Pendahuluan.pdf 2
4. 2020_TA_STP_071001600046_Bab-2_Tinajuan-literatur.pdf
5. 2020_TA-STP_071001600046_Bab-3_Kerangka-konsep.pdf 4
6. 2020_TA_STP_071001600046_Bab-4_Metode.pdf 32
7. 2020_TA_STP_071001600046_Bab-5_Kesimpulan.pdf 2
8. 2020_TA_STP_071001600046_Daftar-pustaka.pdf 2
9. 2020_TA_STP_071001600046_Lampiran.pdf

P Penyemenan merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam pengeboran. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dari penyemenan selubung 7 inch dan untuk mengetahui kualitas ikatan semen antar casing dan formasi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah produksi air yang berlebihan pada sumur yang diamati terjadi karena adanya kontak langsung antara zona prospek dan zona air. Ikatan semen ini dapat diketahui melalui logging Cement Bond Log(CBL) dan Variable Density Log(VDL).Penelitian dilakukan dengan metode kuantitaf, yaitu penelitian yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur.Pembacaan loggingCBL dan VDL dilakukan pada 4 sumur pada lapanan FR yang terletak di Basin Sumatera Utara yaitu FR-1, FR-2, FR-3, dan FR-4, yang merupakan sumur gas. Pembacaan loggingdilakukan dengan maksud untuk melihat kualitas semen antar casingdan juga dengan formasi. Selain dengan membaca hasil CBL dan VDL, data-data yang mendukung analisis adalah Daily Drilling Report, Daily Production, dan Cementing Report.CBL dan VDL merupakan akustik log, dimana alat ini dilengkapi dengan satu transmitter dan 2 receiver yang ditempatkan pada jarak 3 ft, yang digunakan untuk pembacaan CBL, dan 5 ft, yang digunakan untuk pembacaan VDL. Kedalaman investigasi CBL, yaitu 3 ft, merupakan jarak optimal untuk sinyal dapat dipantulkan dan dibaca, sedangkan kedalaman investigasi pada VDL adalah 5 ft. Jarak transmitter yang lebih jauh pada VDL dapat memberikan gambaran penuh mengenai sinyal casing dan formasi. Prinsip kerja dari CBL adalah transmitter akan memancarkan gelombang akustik 20 kHz. Gelombang tersebut akan merambat pada dinding casing dan fluida lubang bor, lalu receiver akan merekam pembacaan. VDL merupakan alat yang digunakan untuk menampilkan gelombang sinyal akustik dengan memberikan bayangan gelap dan terang dan dapat merekam perubahan rangkaian gelombang. Penggunaan CBL dapat mendeteksi adanya microannulus atau ikatan yang tidak menyeluruh pada semen. Namun, pembacaan CBL dan VDL hanya dapat dilakukan pada satu sisi lubang sumur, sehingga pembacaan CBL dan VDL tidak menggambarkan kondisi penyemenan secara keseluruhan. Produksi air pada sumur FR-1 cukup besar yaitu 1258 BWPD. Produksi air pada sumur FR-2 adalah 5 BWPD. Produksi air pada FR-3 adalah sebesar 1168 BWPD. Besarnya produksi air pada sumur ini diprediksi karena adanya aliran air di belakang casingatau karena adanya kontak langsung dengan formasi yang sudah terisi air. Sedangkan sumur FR-4 adalah sebesar 32 BWPD. Pada keempat sumur terdapat penurunan produksi gas dan kondensat.Penyemenan dilakuakan dengan menggunakan semen classG dengan menggunakan beberapa aditif tambahan. Aditif tersebut adalah defoamer, friction reducer, fluid loss, anti gas migration, dan retarder. Analisis penyemenan dilakukan pada setiap sumur dengan kedalaman yang berdeda. Sumur FR-1 dilakukan analisis penyemenan dari kedalaman 4800 –5040 ft.Sumur FR-2 dilakukan analisis penyemenan pada kedalaman 5600 –6210 ft. Sumur FR-3 dilakukan analisis pada kedalaman 5530 –6210 ft, sedangkan pada sumur FR-4 dilakukan analisis pada kedalaman 5140 –5410 ft.Analisis untuk melihat kualitas semen dilihat melalui nilai bond index. Nilai bond indexlebih besar dari 0.8 menunjukkan hasil yang baik dan sebaliknya, nilai bond indexyang lebih kecil dari 0,8 menunjukkan hasil yang kurang baik. Sedangkan nilai compressive strengthberbanding lurus dengan nilai bond index.Sumur FR-1 memiliki 2 zona prospek yaitu UK-5 dan UK-C2B. Penyemenan pada sumur FR-1 memiliki kualitas yang baik sehingga produksi air yang tinggi pada sumur ini kemungkinan bukan karena kualitas penyemenan pada sumur. Analisis bond index dan compressive strength juga menunnjukkan hasil yang baik, yaitu rata –rata diatas 0,8. Sumur FR-2 memiliki 3 zona prospek, yaitu UK-4, UK-5, dan UK-C2B, memiliki ikatan semen yang tidak begitu baik dan berdasarkan log triple comboterlihat fluida berjenis air pada formasi UK-4. Bond indexjuga menunjukkan hasil dibawah 0,8 sehingga compressive strengthmemiliki nilai yang rendah. Sedangkan untuk formasi UK-5 dan UK-C2B kualitas semen didapat lebih baik dari UK-4 namun ada kemungkinan ikatan semen tidak baik dengan casing pada formasi UK-C2B. Pembacaan bond indexmencapai nilai 0,8 hanya pada beberapa kedalaman dan analisis compressive strengthmenunjukkan hasil yang rendah. Sumur FR-3 memiliki 3 zona prospek yaitu formasi UK-4, UK-5, dan UK-C2B. Penyemenan pada UK-4 diduga terdapat mikroanulus, yang dapat mengakibatkan adanya kontak langsung antara zona prospek dan zona air. Nilai bond indexdan compressive strengthjuga tidak menunjukkan hasil yang baik pada formasi ini. Sedangkan pada formasi lain diperoleh kualitas semen yang baik, menurut analisis CBL dan VDL maupun analisis bond index dan compressive strength, namun memiliki produksi air yang tinggi. Berdasarkan well history, formasi UK-5 dan UK-C2B diproduksi secara bersamaan sehingga tidak diketahui formasispesifik yang memproduksikan banyak air. Sedangkan sumur terakhir yang dianalisis sumur FR-4 memiliki 2 zona prospek yaitu UK-5 dan UK-C2B. Kualitas semen menunjukkan ikatan yang cukup baik dengan casingnamun kurang baik dengan formasi. Hal ini dapat diperkirakan terjadi karena adanya penggunaan lubricantselama pengeboran untuk melewati penyempitan lubang bor (tight spot). Analisis bond index dan compressive strengthmenunjukkan hasil yang baik, kemungkinan terbentuk hydaraulic sealpada penyemenan UK-C2B.Kualitas penyemenan pada sumur FR-2 dan FR-3 menunjukkan hasil yang tidak begitu baik, hal ini disebabkan karena adanya microannulusatau channeling, sehingga penggunaan aditif tambahan seperti Styrene butadiene latexdapat dipertimbangangkan. Aditif ini dapat mengurangi permeabilitas semen dan latexjuga dapat berfungsi sebagai fluid loss additive. Penambahan aditif diharapkan dapat memperbaiki ikatan semen

C Cementing is one of the most important processes in drilling. The purpose of this study was to determine the quality of cementing the 7 inch casing and to determine the quality of the cement bond between the casing and the formation. This is done to see whether excessive production of water in the wells observed occurs due to direct contact between the prospect zone and the water zone. This cement bond can be identified through Cement Bond Log (CBL) and Variable Density Log (VDL) logging. The study was conducted by quantitative methods, namely research conducted systematically and structured.CBL and VDL logging readings were carried out on 4 wells in the FR field located in the North Sumatra Basin, namely FR-1, FR-2, FR-3, and FR-4, which are gas wells. Logging reading is done with a view to seeing the quality of cement between the casing and also with the formation. In addition to reading CBL and VDL results, data supporting the analysis are the Daily Drilling Report, Daily Production, and Cementing Report.CBL and VDL are log acoustics. This tool is equipped with one transmitter and 2 receivers placed at a distance of 3 ft, which are used for CBL readings, and 5 ft, which are used for VDL readings. The CBL investigation depth, which is 3 ft, is the optimal distance for the signal to be reflected and read, while the investigation depth at VDL is 5 ft. The longer transmitter distance on the VDL can provide a full picture of the casing and formation signals. The working principle of the CBL is that the transmitter will emit 20 kHz acoustic waves. The wave will travel through the casing wall and the borehole fluid, then the receiver will record the reading. VDL is a device used to display acoustic signal waves by providing dark and bright shadows and can record changes in the wave series. The use of CBL can detect the presence of microannules or incomplete bonds in the cement. However, CBL and VDL readings can only be done on one side of the wellbore, so CBL and VDL readings do not describe the overall cementing condition.Water production in the FR-1 well is quite large at 1258 BWPD. Water production in FR-2 wells is 5 BWPD. Water production in FR-3 is 1168 BWPD. The amount of water production in this well is predicted because of the flow of water behind the casing or due to direct contact with the formation that has been filled with water. While the FR wellsWhile the FR-4 well is 32 BWPD. In all four wells there was a decrease in gas and condensate production.Cementing is done using class G cement using a number of additional additives. These additives are defoamer, friction reducer, fluid loss, anti gas migration, and retarder. Cementing analysis is carried out on each well with different depths. FR-1 wells were cemented analysis from a depth of 4800 -5040 ft. FR-2 well was cemented analysis at a depth of 5600 -6210 ft. The FR-3 wells were analyzed at a depth of 5530 -6210 ft, while the FR-4 wells were analyzed at a depth of 5140 -5410 ft.Analysis to see the quality of cement is seen through the bond index value. A bond index value greater than 0.8 indicates good results and vice versa, a bond index value smaller than 0.8 indicates unfavorable results. Meanwhile, the compressive strength value is directly proportional to the bond index value. The FR-1 well has 2 prospect zones, namely UK-5 and UK-C2B. The cement in FR-1 well has good quality, so the high water production in this well is probably not due to the quality of the cement in the well. Bond index and compressive strength analysis also showed good results, namely above 0.8. The FR-2 well has 3 prospect zones, namely UK-4, UK-5, and UK-C2B, which have poor cement bonds and based on the triple combo log, it shows that the water type fluid is in the UK-4 formation. The bond index also shows a result below 0.8 so that the compressive strength has a low value. Meanwhile, for UK-5 and UK-C2B formations, the cement quality was obtained better than UK-4, but there is a possibility that the cement bonding is not good with the casing in the UK-C2B formation. The bond index reading reached a value of 0.8 at only a few depths and the compressive strength analysis showed low results. The FR-3 well has 3 prospect zones, namely the UK-4, UK-5, and UK-C2B formations. The cementation on UK-4 is suspected to contain microanulus, which can leadto direct contact between the prospect zone and the water zone. The bond index and compressive strength values also did not show good results in this formation. Meanwhile, in other formations, the cement quality is good, according to the CBL and VDL analysis as well as the bond index and compressive strength analysis, but it has high water production. Based on the well history, the UK-5 and UK-C2B formations were produced simultaneously, so it is not known which specific formations produce a lot of water. Meanwhile, the last well analyzed from FR-4 well has 2 prospect zones, namely UK-5 and UK-C2B. The quality of the cement shows a fairly good bond with the casing but poorly with the formation. This can be expected to occur due to the use of a lubricant during drilling to get through the tight spot. Bond index and compressive strength analysis showed good results, possibly forming a hydaraulic seal on UK-C2B cementing.The quality of cementing in FR-2 and FR-3 wells shows not very good results, this is dueto the presence of microannulus or channeling, so the use of additional additives such as Styrene butadiene latex can be considered. This additive can reduce cement permeability and latex can also function as a fluid loss additive. Additives are expected to improve cement bonding

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?