Hubungan kondisi jaringan lunak mulut dengan status demografi pada perokok aktif: Kajian pada karyawan pt. Gudang garam di bojonegoro, jawa timur
P revalensi merokok pada pria meningkat seiring dengan peningkatan usia, dari 0,7% (10-14 tahun) menjadi 24,2% (15-19 tahun) dan melonjak ke 60,1% (20-24 tahun). Rokok telah lama diketahui mampu menimbulkan berbagai penyakit kronik, antara lain penyakit paru dan kardiovaskular. Disamping dampak sistemik yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok, berbagai manifestasi di rongga mulut juga banyak ditemukan. Pada jaringan lunak mulut, dapat timbul smoker's melanosis, stomatitis nikotina, kandidiasis oral, leukoplakia maupun kanker mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi jaringan lunak mulut dengan status demografi serta untuk mengetahui besar prevalensi dari masing-masing lesi mulut akibat kebiasaan merokok pada perokok aktif. Penelitian ini dilakukan dengan metoda analitik secara cross sectional di sebuah gudang distribusi rokok di Bojonegoro, Jawa timur. Hasilnya didapatkan 40 subyek yang seluruhnya terdiri dari pria. Prevalensi ditemukannya lesi mulut akibat kebiasaan merokok antara lain smoker melanosis sebesar 57,5%, leukoedema sebesar 17,5% dan stomatitis nikotina sebesar 2,5%. Dari analisis chi-square ditemukan tidak ada hubungan bermakna antara status demografi (umur dan pendapatan) dengan kondisi mukosa mulut (P=0,710; P=0,199). Jumlah sampel yang sedikit dan pemeriksaan lesi secara klinis terbatas menggunakan kaca mulut dan lampu senter, bukan di kursi dental mungkin menjadi faktor penyebab tidak ditemukannya hubungan antara status demografi dengan kondisi mukosa mulut. Selain itu, tidak ada pengaruh dari segi pendapatan oleh karena adanya akses secara gratis dari pabrik rokok setempat untuk para karyawan di gudang distribusi rokok di Bojonegoro, Jawa Timur.
S moking prevalence in men increases with increasing age, from 0.7% (10-14 years) to 24.2% (15-19 years) and jumped to 60.1% (20-24 years). Smoking has long been known to cause various chronic diseases, including lungs and cardiovascular disease. In addition to systemic effects caused by smoking habit, various manifestations in the oral cavity are also commonly found. At the oral soft tissues, may arise smoker's melanosis, nikotina stomatitis, oral candidiasis, leukoplakia and oral cancer. This study aims to determine the relationship between the condition of the soft tissues of the mouth with demographic status and to know the great prevalence of each lesion in the mouth due to smoking habits of active smokers. This research was conducted by analytical methods in cross-sectional distribution of cigarettes in a warehouse in Bojonegoro, East Java. The results obtained 40 subjects composed entirely of men. The prevalence of oral lesions due to the discovery of the smoking habit among other smoker melanosis of 57.5%, 17.5% leukoedema and stomatitis nikotina by 2.5%. The chi-square analysis found no significant relationship between demographic status (age and income) with the conditions of the oral mucosa (P = 0.710, P = 0.199). A small number of samples and examination of the lesions are limited clinical use of glass and flashlight mouth, not in the dental chair may be a predisposing factor found no relationship between demographic status of the condition of the oral mucosa. In addition, there is no influence in terms of revenue because of the free access of the local cigarette factory employees at the warehouse for distribution of cigarettes in Bojonegoro, East Java.