Vaginitis pada Perempuan pengguna AKDR
V aginitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada vagina. Infeksi ini dapat terjadi melalui luka perineum atau vagina, menyebabkan permukaan mukosa vagina membengkak dan kemerahan, disertai sekresi getah mengandung pus yang keluar dari ulkus. Vaginosis bacterial atau Bakterial Vaginosis (BV) disebabkan karena adanya penurunan jumlah bakteri lactobacillus spp. normal dan peningkatan bakteri anaerob contohnya Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis yang menyebabkan penurunan H2O2 yang ditandai dengan produksi duh tubuh yang berlebih, berwarna abu-abu kekuningan, tipis, dan ditemukan pH vagina yang berubah. Penyebab terbanyak vulvovaginal kandidiasis adalah spesies Candida albicans kemudian diikuti oleh Candida parapsilosis, Candida tropicalis. Prevalensi BV didapatkan sebesar 32% di antara wanita Asia di India dan Indonesia. Terdapat beberapa faktor resiko vaginitis salah satunya adalah penggunaan AKDR, Penggunaan AKDR menjadi salah satu faktor risiko karena AKDR dapat memicu terjadinya infeksi di daerah sekitar vagina, disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari organisme seperti ragi pada mukosa atau epitel saluran kelamin perempuan. Tujuan dilakukannya kajian pustaka ini adalah untuk menilai hubungan antara penggunaan Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dengan Vaginitis pada wanita usia subur. Hasil penelusuran pustaka yang didapatkan adalah perempuan pengguna AKDR menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi untuk mengalami vaginitis dibandingkan dengan perempuan tanpa AKDR
V aginitis is an inflammation that occurs in the vagina. This infection can occur through the perineal or vaginal wounds, causing the surface of the vaginal mucosa to swell and redness, accompanied by secretions of pus containing pus that come out of the ulcer. Bacterial vaginosis or Bacterial Vaginosis (BV) is caused by a decrease in the number of lactobacillus spp. normal and increased anaerobic bacteria such as Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis which causes a decrease in H2O2 which is characterized by excessive body production, yellowish gray, thin, and found a vaginal pH that changes. The most common cause of vulvovaginal candidiasis is the species Candida albicans followed by Candida parapsilosis, Candida tropicalis. The prevalence of BV was found to be 32% among Asian women in India and Indonesia. There are several risk factors for vaginitis, one of which is the use of IUDs. The use of IUDs is one of the risk factors because IUDs can trigger an infection in the area around the vagina, caused by abnormal growth of organisms such as yeast on the mucosa or epithelium of the female genital tract. The purpose of conducting this literature review is to assess the relationship between the use of intrauterine devices (IUD) and vaginitis and to reduce the incidence of vaginitis in women of childbearing age by assessing the relationship between vaginitis and the use of intrauterine devices (IUD). The results obtained from the literature search show that women using IUDs show a higher prevalence of experiencing vaginitis than women without IUDs.