Evaluasi dan usulan alokasi sumber daya untuk mencapai target industri dengan pendekatan simulasi pada Divisi Long Chain PT.Fajarindo Faliman Zipper
P T. Fajarindo Faliman Zipper adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi rit's sleting. Produk yang diteliti adalah produk long chain. Permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah hasil produksi long chain belum mencapai target produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi basil output produksi di Divisi Long Chain pada PT. Fajarindo Faliman Zipper saat ini dan memberikan usulan perbaikan output basil produksi pada Divisi Long Chain untuk rnencapai target produksi melalui alokasi sumberdaya pada PT. Fajarindo Faliman Zipper. Hasil produksi long chain dalam sistem nyata saat ini, memiliki rata — rata 798 unit per minggu, sedangkan target produksi long chain adalah 884 unit per minggu. Dalam mengidentifikasi permasalahan bottleneck yang terjadi pada lantai produksi, digunakan .Theory Of Constraint dan Pendekatan Simulasi digunakan untuk mengalokasikan sumberdaya di lantai produksi. Data — data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil pengamatan langsung dan wawancara kepada pihak perusahaan. Data hasil pengamatan ini, kemudian di uji keseragaman dan kecukupan sehingga dihasilkan 25 waktu pengamatan untuk waktu proses produksi dan waktu transportasi. Dalam menganalisa letak bottleneck, maka diperlukan data waktu proses produksi dengan menggunakan analisis Theory Of Constraint Dari basil perhitungan Theory Of Constraint diketahui bahwa bottleneck terj adi pada mesin rajut benang, mesin rajut pita, mesin jahit, area celup dan mesin gosok, sehingga diperlukan penambahan penambahan 1 mesin, mesin rajut pita diperlukan penambahan 2 mesin, mesin jahit diperlukan penambahan 6 mesin, area celup diperlukan penambahan 4 mesin dan mesin gosok diperlukan penambahan 4 mesin. Hasil perhitungan Theory Of Constraint dijadikan sebagai dasar dalam membuat model usulan melalui Pendekatan Simulasi. Dalam membuat simulasi, langkah pertama adalah membangun model yang menggarnbarkan kondisi awal lantai produksi Setelah dilakukan run pada simulasi, diketahui basil dari output simulasi yang didapatkan dari general report adalah 747 unit long chain. Setelah didapatkan hasil dari model awal ini, selanjutnya adalah melakukan pengembangan model dengan membuat skenario usulan. Terdapat 10 skenario yang diusulkan dan hanya 4 skenario yang memenuhi target produksi_ Keempat skenario ini dijadikan sebagai model usulan dan dilakukan uji bonferroni dan analisis keuntungan tambahan. Berdasarkan basil perbandingan antara model awal dan keempat model usulan balk dari hasil output produksi, persentase utilitas sumberdaya, uji bonferroni, dan besarnya keuntungan tambahan, didapatkan model usulan yang terbaik yaitu model usulan ke III dengan usulan penambahan 2 shift kerja, penambahan mesin jahit sebanyak 6 unit mesin, dan penambahan mesin rajut benang sebanyak 1 unit mesin. Model usulan ke III mengahasilkan output produksi sebesar 885 unit dengan keuntungan tambahan yang diperoleh sebesar Rp 2.219.856,00 , serta memiliki rata — rata utilitas sumberdaya 95,05 % yang meningkat sebesar 0,28 % dari rata — rata utilitas model awal. Kata Kunci : Theory Of Constraint, Bottleneck, Simulasi.
P T. Fajarindo Faliman Zipper is a manufacturing company engaged in the production of zippers. The product under study is a long chain product. The problem being faced by the company is that the long chain production has not reached the production target. The purpose of this study was to evaluate the results of production output in the Long Chain Division at PT. Fajarindo Faliman Zipper at this time and gave a proposal to improve the output of production results in the Long Chain Division to achieve production targets through resource allocation at PT. Fajarindo Faliman Zipper. Long chain production results in the current real system, have an average of 798 units per week, while the long chain production target is 884 units per week. In identifying bottleneck problems that occur on the production floor, the Theory Of Constraint and Simulation Approach are used to allocate resources on the production floor. The data used in this study came from direct observations and interviews with the company. The data from these observations were then tested for uniformity and adequacy to produce 25 observation times for the production process and transportation time. In analyzing the location of the bottleneck, it is necessary to data production process time using Theory Of Constraint analysis. From the results of the Theory Of Constraint calculation, it is known that bottlenecks occur in yarn knitting machines, ribbon knitting machines, sewing machines, dyeing areas and rubbing machines, so additional additions are needed. 1 machine, the ribbon knitting machine required the addition of 2 machines, the sewing machine required an additional 6 machines, the dyeing area required an additional 4 machines and the scouring machine required the addition of 4 machines. The results of the Theory Of Constraint calculations are used as the basis for making a proposed model through a Simulation Approach. In making a simulation, the first step is to build a model that describes the initial conditions of the production floor. After running the simulation, it is known that the simulation output obtained from the general report is 747 long chain units. After getting the results from this initial model, the next step is to develop the model by making a proposed scenario. There are 10 proposed scenarios and only 4 scenarios that meet the production target_ These four scenarios are used as a proposed model and a bonferroni test and additional profit analysis are carried out. Based on the results of the comparison between the initial model and the four models proposed both from the production output, the percentage of resource utility, the Bonferroni test, and the amount of additional profit, the best proposed model is the third proposed model with the proposed addition of 2 work shifts, the addition of 6 sewing machines. machine units, and the addition of 1 machine unit of yarn knitting machine. The third proposed model produces a production output of 885 units with an additional profit of IDR 2,219,856.00, and has an average resource utility of 95.05% which increases by 0.28% from the average utility of the initial model. Keywords: Theory Of Constraint, Bottleneck, Simulation.