Perancangan taman budaya dengan pendekatan arsitektur simbiosis di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat
P erancangan Taman Budaya di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat inibertujuan untuk mewadahi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kesenian dankebudayaan yang ada, serta memenuhi berbagai kegiatan yang rutin diadakan dalam1 tahun di kota Pontianak. Pendekatan Arsitektur Simbiosis diterapkan dikarenakanpada kota Pontianak terdapat 2 etnis yang hidup berdampingan, sehingga penerapanpendekatan merupakan hal yang tepat, agar kedua kebudayaan dapat selaras dan tidakterjadi dominasi antara salah satu kebudayaan, dan menjadikan keduanya selaras danharmonis. Fungsi utama pada taman budaya adalah pementasan, pameran, danworkshop, serta diperuntukan bagi seluruh kalangan masyarakat. Konsep inklusifdapat menjadi gagasan dalam implementasi pendekatan Arsitektur Simbiosis dalammewujudkan “keharmonisan dan keselarasan†ini.
T he design of the Cultural Park in Pontianak City, West Kalimantan Provinceaims to accommodate various activities related to existing arts and culture, as well asfulfill various activities that are routinely held in 1 year in the city of Pontianak. TheSymbiotic Architecture approach is applied because in the city of Pontianak there are2 ethnicities that live side by side, so that the application of the approach is the rightthing, so that the two cultures can be in harmony and there is no domination betweenone culture, and make them harmonious and harmonious. The main function of thecultural park is performances, exhibitions, and workshops, and is intended for alllevels of society. The inclusive concept can be an idea in implementing the SymbiosisArchitecture approach in realizing this "harmony and harmony".