Evaluasi perencanaan dan sistem pengoperasian buangan padat di TPA Bantar Gebang – Bekasi, Zona V
D i wilayah DKI Jakarta yang menjadi salahsatu permasalahan dewasa ini adalah semakin banyaknya timbulan sampah dan kurangnya penanganan yang baik dan tepat terhadap sampah, sehingga dapat mengganggu estetika dan terutama mempengaruhi keseimbangan lingkungan.Salah satu mode pembuangan akhir sampah adalah Sanitary Landfill, yang merupakan metode terkontrol pembuangan sampah saniter. Prinsip metode ini adalah membuang dan menumpuk sampah dalam suatu lokasi yang telah digali, memadatkan sampah tersebut dan kemudian menutup dengan tanah (Tchobanoglous, 1993).Daerah yang termasuk kedalam wilayah layanan TPA Bantar Gebang adalah wilayah-wilayah yang termasuk pengelolaan sampah DKI Jakarta (seluruh Wilayah DKI Jakarta) dan wilayah Bekasi.Dengan konsep topografi yang ada, maka metode operasional lahan urug saniter tang diterapkan di zona V TPA Bantar Gebang ini adalah metode Area Fill. Dengan metode ini, sampah dibuang diatas lahan yang telah dipersiapkan dahulu, lalu disebarkn serta dipadatkan. Setiap hari pada akhir operasi, sampah yang telah dipadatkan ditutup dengan lapisan tanah. Pada hari berikutnya, operasi pembuangan sampah dilakukan disamping lahan yang telah tertimbun sampah pada hari sebelumnya. Untuk mencegah meresapnya leachate dalam tanah, maka didasar lahan akan dipasang lapisan kedap air, yaitu lapisan dengan porositas kurang lebih10 – 7 cm/det. Lapisan kedap yang digunakan adalah lapisan geomembran dan geotekstil.Dalam sistem penimbunan sampah menggunakan metode area fill, sampah di timbun di sekeliling tepi tipping road, kemudian secara bertahap di sebar dan di padatkan dengan arah maju kedepan sampai bulldozer mampu melintasi timbunan sampah. Tinggi sampah setelah dipadatkan akan menyusut kira-kira 50 % yaitu 15 meter, dan alat berat yang digunakan untuk pekerjaan penyebaran dan pemadatan sampah adalah shovel dozer. Dalam operasionalnya pembuangan tidak melalui tipping road tetapi sampah dibuang langsung dari truk kedalam lahan, hal ini menyebabkan pembuangan jadi tidak teratur dan menimbulkan kemacetan dilokasi zona V TPA Bantar Gebang. Daya tamping lahan yang direncanakan hanya untuk menampung sampah wilayah timur DKI Jakarta dan sebagian wilayah Bekasi, tetapi pada operasionalnya menampung seluruh sampah wilayah DKI Jakarta dan wilayah Bekasi, memyebabkan berkurangnya masa pakai/ umur lahan.Mengingat tingkat kepadatan penduduk Jabodetabek yang tinggi dan kurangnya lahan terbuka serta luasnya lahan TPA Bantar Gebang Bekasi (108 Ha). Maka penggunaan lahan pasca operasi direncanakan untuk lahan penghijauan atau hutan kota agar dapat sebagai paru-paru kota Bekasi.
I n the DKI Jakarta area, one of the problems today is the increasing number of waste generation and the lack of proper and proper handling of waste, so that it can disturb aesthetics and especially affect the balance of the environment.One of the modes of final waste disposal is Sanitary Landfill, which is a controlled method of disposing of sanitary waste. The principle of this method is to dispose and accumulate waste in an excavated location, compact the waste and then cover it with soil (Tchobanoglous, 1993).Areas that are included in the Bantar Gebang TPA service area are areas that include waste management for DKI Jakarta (the entire DKI Jakarta area) and the Bekasi area.With the existing topography concept, the operational method of sanitary fill land applied in zone V of Bantar Gebang landfill is the area fill method. With this method, waste is disposed of on land that has been prepared in advance, then spread and compacted. Every day at the end of the operation, the compacted waste was covered with a layer of soil. On the following day, a garbage disposal operation was carried out beside the land that had been buried the previous day. To prevent leachate from infiltrating the soil, a waterproof layer will be installed on the base of the land, namely a layer with a porosity of approximately 10 - 7 cm / sec. The impermeable layers used are geomembrane and geotextile layers.In the landfill system using the area fill method, garbage is piled around the edge of the tipping road, then gradually spread out and compacted in a forward direction until the bulldozer is able to cross the garbage pile. The height of waste after compacting will shrink by approximately 50%, which is 15 meters, and the heavy equipment used for garbage distribution and compaction work is a dozer shovel. In its operation, the disposal does not go through the tipping road but the garbage is dumped directly from the truck into the land, this causes irregular disposal and causes congestion in zone V of the Bantar Gebang TPA. The planned land tamping capacity is only to accommodate the waste in the eastern area of DKI Jakarta and part of the Bekasi area, but in operation it accommodates all waste in the DKI Jakarta and Bekasi areas, causing a reduction in the useful life / life of the land.Given the high population density of Jabodetabek and the lack of open land and the area of the Bekasi Bantar Gebang landfill (108 Ha). Then the post-operation land use is planned for reforestation or urban forest so that it can become the lungs of the city of Bekasi.