Perancangan west art and cultural center dengan pendekatan arsitektur kontemporer di Bandung
J awa Barat merupakan provinsi dengan kekayaan seni dan budaya yangdidukung dengan perkembangan MICEP (Meeting, Incentive, Convention,Exhibition, dan Performance). Pembangunan sarana seni dan budaya dapatmeningkatkan taraf ekonomi, sosial, dan lingkungan yang modern dengan tetapmenerapkan budaya di dalam bangunan dengan pemilihan konsep ArsitekturKontemporer yang dapat mengiri pembangunan modern tanpa meninggalkanbudaya. Penerapan konsep Arsitektur Kontemporer ini diterapkan pada fungsiruang yang fleksibel dan adaptif, rasa dari struktur, integrasi ruang dalam dan ruangluar, serta eksplorasi lansekap. Ruang yang fleksibel dan adaptif diterapkan padadesain ruang luar yang yang yang bisa menjadi open space dan juga outdoorexhibition jika dibutuhkan juga lobby yang dapat menjadi ruang exhibition denganluas sesuai kebutuhan. Rasa dari struktur ruang diterapkan pada ruang Main Theateryang ruang di dalamnya membentuk struktur atap tanpa plafond. Integrasi ruangdalam dan ruang luar diterapkan pada fungsi ruang dalam dan ruang luar yang bisadisamakan menjadi area pertunjukan dan pameran sehingga seluruh tapak memilikihubungan integrasi yang erat. Eksplorasi lansekap diterapkan pada ruang luar yangdibuat dengan bentuk berbeda-beda sehingga pengunjung dapat merasakan rasayang berbeda di dalam tapak. Façade bangunan sendiri diambil dari atap Jolopongkhas Jawa Barat dengan struktur rangka baja space truss dan penutup atapzincalume, sedangkan dinding bangunan menggunakan second skin berbahan steelcladding berbentuk batik mega mendung khas Cirebon untuk mencapai kontekstualdengan kawasan.
T here are so many art and culture in West Java Province that supported bydevelopment of (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition, dan Performance).The development of art and culture could raise economy, social, and modernenvironment that still parallel with culture by choosing Contemporary ArchitectureApproach so the modern development will accompany the culture.Contemporaryarchitecture applied in room’s function that flexible and adaptable, the sene ofstructure, the integration of outdoor area and indoor area, and the exploration oflandscape. The flexibility and adaptability of room’s function applied in open spacethat can change its function as open space and outdoor exhibition area and lobbythat can used as exhibition area that can adjust users need. Sense of structureapplied in main theater that has a roof structure without a cover or plafond. Theintegration of outdoor area and indoor area applied in ground floor’s site thatcould be similar as performing or exhibition area. The exploration of landscapeapplied in outdoor area that has a different shape so that users could sensedifferently through the outdoot area. The façade of the building inspired byJolopong Roof which is West Java Traditional Roof with space truss structure andzoncalume roof covers. Wall of the building used steel cladding second skin thathas Mega Mendung Batik shape from Cirebon to achieve contextualism from thesector.