Perlakuan air lahan gambut secara flotasi udara terdispersi (dispersed air flotation)
A ir lahan gambut adalah air permukaan yang mengalir di lahan gambut. Sifat khas air lahan gambut adalah berwarna seperti air teh, kuning kecoklatan. Selain itu kadar zat organiknya tinggi yang disebabkan terkandungnya asam humat dan ph yang rendah. Oleh karena itu, air lahan gambut perlu diberikan perlakuan agar memenuhi syarat sebagai air bersih sesuai dengan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang standar Kualitas Air Bersih.Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mengolah air lahan gambut ini adalah dengan metode koagulasi/flokulasi, ozonisasi dan adsorpsi. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mencoba alternatif pengolahan lain yang dapat diterapkan terhadap air lahan gambut.Penelitian dilakukan terhadap air lahan gambut Dumai, Riau, yang bertujuan untuk menurunkan kadar warna dan zat organik dengan metode flotasi udara terdispersi. Flotasi merupakan unit operasi untuk memisahkan partikel-partikel cair dan padat dari fase cair dengan adanya gelembung-gelembung gas. Proses ini dibantu dengan adanya surfaktan yang berfungsi untuk mengubah sifat hidrofilik (suka air) partikel tersebut menjadi hidrofobik (tidak suka air).Penelitian diawali dengan menentukan stoikhiometri kompleks metal-ligan dimana metal yang digunakan adalah Fe (III) dan ligan yang digunakan adalah asam humat, baik asam humat murni maupun asam humat alami yang terkandung dalam sampel air lahan gambut. Penentuan stoikhiometri kompleks Fe-humat murni dilakukan dengan metode perbandingan mol dan didapat perbandingan Fe3+ : humat = 14:1, sedangkan untuk asam humat dari sampel air lahan gambut ditentukan secara trial and error pada proses flotasi dan ditemukan bahwa kompleks telah terbentuk secara alami di dalam sampel sehingga penambahan Fe (III) tidak diperlukan lagi.Dalam proses flotasi, kondisi percobaan yang ditetapkan adalah debit udara 5/menit, waktu flotasi 5 menit dan pori-pori membran berdiameter (16-40) (yang menentukan besar gelembung udara). Untuk mendapatkan kondisi optimum flotasi akan dicari kondisi optimum variabel-variabel yang mempengaruhi flotasi tersebut, yaitu dengan melihat pengaruh ph dan kolektor berupa surfaktan dodesilamin. Hasil percobaan diamati dengan mengukur konsentrasi warma sebelum (inlet) dan sesudah flotasi (outlet) dengan spektrofotometer UV-Vis.Percobaan flotasi asam humat murni untuk penurunan warna memberikan hasil yang memuaskan, dimana penurunan warna mencapai 98%, yaitu dari 540.35 mg Pt-flotasi yaitu ph 4 dan dosis surfaktan dodesilamin 25 mg/L.Pada akhirnya sampel air lahan gambut Dumai yang diolah dengan metode flotasi udara terdispersi memenuhi standar kualitas air bersih untuk parameter warna, surfaktan/deterjen dan Fe, tapi untuk parameter zat organik dan ph belum memenuhi standar yang ditetapkan sehingga perlu penambahan pengolahan.
P eat water is a surface water flowing on a peat land. The unique nature of peat water is that is has tea like color, brownish yellow. Moreover it has high organic matter content, which are caused by the presence of humic acids and low ph value. Peat water needs to be treated to confirm to the standards of clean water according Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 about Water Quality Standards.Several ways that have been use to treat peat water are coagulation/flocculation, ozonisation and adsorption. This research is intended to try other alternative of peat water treatment.The goals of this research, which uses peat water from Dumai, Riau, are to reduce the coloration and the organic matter content by dispersed air flotation method. Flotation is a unit operation used to separate solid or liquid particles from a liquid phase. Separation is brought about by introducing fine gas bubbles into the liquid phase. The process is done with surfactants that function to change the hydrophilic nature of the particles to hydrophobic.The first step of this research is determining the metal-ligand complex stoichiometry.The metal used is Fe(III) and humic acids as the ligand. The determination of Fe - pure humic complex stoichiometry was done by mole ratio method. From this method, the Fe-humic ratio of 14 to 1 was earned. Meanwhile the humic acid from peat water sample was determined using trial and error in the flotation process. The Fe-humic complex was found naturally to form in the sampel, so the addition of Fe (III) is not necessary.In the flotation process, the laboratory conditions are as follow: air flow 5 /m, flotation time 5 minutes, diameter of membrane pores (16-40) m (to determine the size of the air bubbles). To achieve the optimum flocation must be determined. Those optimum conditions could be found bye observing the effect of ph value and the collector dossage, which was dodecylamin as a surfactant. The result was observed by calculating the color concentration before (inlet) and after (outlet) flotation process with an UV-Vis Spectrophometer.The flotation of pure humic acids to decrease the coloration, gave a satisfying results, where the decrease reached +98%, from 540.35 mg Pt-Co/L to 11.93 mg Pt-Co/L. The flotation was done on the optimum condition of ph 4 and 25 mg/L for the dodecylamin surfactant dosage.In the end, the peat water sample from Dumai which was treated using dispersed flotation method, conformed to the coloration, surfactant/detergent and Fe parameters. However, it did not conform for organic matter and ph value standard, which would require additional treatment.