Hubungan paparan sampah dengan gangguan penghidu pada penduduk di TPS X
S ampah adalah material sisa dari sebuah proses yang dibuang. Sampah menghasilkan gas seperti metana, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida. Gas-gas tersebut dapat menyebabkan gangguan pada tubuh seperti gangguan penghidu. Penduduk yang tinggal sekitar tempat penampungan sampah (TPS) memiliki resiko mengalami gangguan penghidu karena terpapar sampah, maka dari itu diperlukan adanya penelitian ini. METODE Penelitian ini menggunakan analisis observasional, menggunakan model cross-sectional. Penelitian ini diselenggarakan pada bulan April-Mei 2017 di salah satu TPS di Jakarta yang terdiri atas penduduk sekitar TPS yang berjumlah 130 subjek. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Importance of Olfaction (IOL) dengan pengisian mandiri dan wawancara langsung dengan teknik consecutive sampling. Analisis menggunakan SPSS versi 23 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. HASIL Terdapat 7 subjek (18,9%) yang terpapar sampah dan dengan gangguan penghidu, 30 subjek (72,1%) yang terpapar sampah dan tidak dengan gangguan penghidu. Terdapat 27 subjek (29%) yang tidak terpapar sampah dan dengan gangguan penghidu serta 66 subjek (71%) yang tidak terpapar sampah dan tidak dengan gangguan penghidu. Berdasarkan data analisis statistik menggunakan uji Chi-Square , didapatkan hasil p=0.236, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat kemaknaan 5% (p<0.05). KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paparan sampah tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan gangguan penghidu.
B iological, chemical, and other processes produce waste. Methane, carbon dioxide, and hydrogen sulfide are the example of gases produced from these waste producing processes. These gases could harm the human body including smell disorder. The population living around waste disposal site have risks on getting smell disorder, therefore, this research must be conducted. METHOD Conducted between April-May 2017 in waste disposal site (TPS) in Jakarta, this research uses observational analysis and cross-sectional model with consecutive sampling technique. The subject of this research is the population in the TPS as many as 130 subjects. Importance of Olfation (IOL) questionnaire were used for data collection by both individual filling and interview. SPSS ver.23 were used for data analysis, with level of significance of 0.05. RESULT Seven subjects (18,9%) exposed to waste have smell disorder and 30 subjects (72,1)% exposed to waste have no smell disorder from the total of 37 subjects exposed to waste. Twenty seven subjects (29%) not exposed to waste have smell disorder and 66 subjects (71%) not exposed to waste have no smell disorder from the total of 93 subjects not exposed to waste. Based on statistical analysis using Chi-Square test, a result of p=0.236 was obtained, a value larger than the level of significance of 5% (p<0.05) CONCLUSION It is concluded in this research that there is no relationship between waste exposure and smell disorder.