Evaluasi modifikasi gas lift pada sumur dengan tubing produksi 2-3/8" di lapangan sk23
M ulti-layer reservoir pada lapangan SK23 mempengaruhi jenis komplesipada lapangan tersebut. Memiliki banyak zona produktif namun cenderung tipispada berbagai kedalaman, sehingga strategi produksi membutuhkan zona isolasiuntuk melakukan produksi secara commingled. Komplesi secara monoborememenuhi kriteria untuk lapangan SK23. Komplesi sumur dengan kondisi annulusantara tubing dan formasi disemen hingga permukaan, membuat produksidilakukan secara berurutan dari zona produktif terdalam hingga terdangkal.Terdapat berbagai metode modifikasi gas lift untuk menangani evolusi jeniskomplesi pada lapangan SK23. Permanent coiled tubing gas lift (PCTGL) yangdigunakan pada sumur M-X1, M-X2 dan M-X3, terdapat dua metode lainnya yangdapat digunakan pada komplesi monobore yaitu; poor boy gas lift dan reversepermanent coiled tubing gas lift (R-PCTGL). Sumur – sumur pada lapangan SK23merupakan sumur yang ingin diproduksikan kembali setelah beberapa lamadihentikan. Pemilihan metode yang tepat pada tiap sumur berpengaruh pada lajuproduksi maksimum yang dapat dihasilkan, dimana berbanding lurus dengan nilaikeekonomisan dari sebuah sumur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuimetode modifikasi gas lift yang paling efektif untuk tiap sumur, denganmenggunakan software. Poor boy gas lift merupakan metode modifikasi gas liftyang memiliki luas penampang paling besar berupa tubing 2-3/8", namun ternyatapoor boy gas lift bukanlah metode modifikasi yang paling efektif untuk tiap sumur,kedalaman titik injeksi pada metode poor boy gas lift yang terbatas dikarenakanadanya berbagai peralatan subsurface mengakibatkan metode R-PCTGL menjadimetode yang patut diperhitungkan pada satu dari tiga sumur yang menjadi fokuspenelitian. Dengan diameter dalam tubing seluas 1.25" serta kedalaman titik injeksiyang tidak memiliki keterbatasan seperti poor boy gas lift membuat R-PCTGLmenjadi metode modifikasi gas lift yang efektif pada sumur M-X1.
T he multi-layered reservoir on the SK23 field affects the type of completionin the field. Having a lot of productive zones but tends to thin at various depths, asof that the production strategy requires the isolation zone to conduct productionwith commingled. Monobore completion meets the criteria for the SK23 field. Wellcompletion with an annulus condition between the tubing and the formationcemented to the surface, production carried out sequentially from the deepestproductive zone to the shallowest zone. There are various gas lift modificationmethods to handle the evolution of completion types on the SK23 field. Permanentcoiled tubing gas lift (PCTGL) used in wells M-X1, M-X2 and M-X3, there are twoother methods that can be used on monobore completion; poor boy gas lift andreverse permanent coiled tubing gas lift (R-PCTGL). Wells in SK23 are shut inwells that will producting again. Selection of the appropriate method on each wellaffect the maximum production rate that can be produced, which is proportional tothe value of the economics. This study aims to determine the most effective gas liftmodification method for each well, using software. Poor boy gas lift is a gas liftmodification method that has the largest diameter area in the form of 2-3/8", but itturns out that poor boy gas lift is not the most effective modification method foreach well, depth of injection point in the poor boy gas lift method limited due to avariety of subsurface equipment, resulting R-PCTGL method being a method to bereckoned with in one of the three wells that are the focus of research. With 1.25"tubing diameter and injection point depth that has no restrictions as poor boy gaslift, making R-PCTGL the most effective gas lift modification method in the M-X1well.