K ampung Atas Air merupakan permukiman nelayan dengan kepadatan tinggi yang berlokasi di atas permukaan air laut pada Selat Balikpapan. Penataan kembali yang dilakukan pada Kampung Atas Air setelah terjadi kebakaran besar membawa Pemerintah Kota Balikpapan mendapatkan penghargaan pada bidang penanganan kawasan kumuh. Namun berdasarkan SK Walikota Balikpapan Tahun 2014Kampung Atas Air kembali masuk dalam klasifikasi kawasan kumuh, sehingga perlu dilakukan peningkatan aspek permukiman agar permukiman dapat menjadi permukiman tidak kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas prasarana dan sarana permukiman serta menyusun arahan peningkatan kualitas prasarana sarana permukiman dengan kondisi buruk pada Kampung Atas Air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis skoring dan teknik analisis spasial. Sumber data didapatkan melalui observasi lapangan dan data sekunder meliputi kondisi fisik, legalitas, sosial dan ekonomi. Aspek permukiman dengan kondisi buruk yang mempengaruhi tingkat kekumuhan adalah kondisi bangunan gedung, kondisi pengelolaan air limbah dan kondisi pengelolaan persampahan. Kondisi kekumuhan di Kampung Atas Air dapat diturunkan menjadi permukiman tidak kumuh pada enam RT dengan melakukan peningkatan pada aspek pengelolaan air limbah dan pengelolaan persampahan. Arahan pada pengelolaan air limbah secara fisik berupa penggunaan tangki septik dengan pipa pembuangan baik secara individu maupun komunal, sedangkan secara non fisik berupa pembinaan pola sanitasi sehat dan pembinaan pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat. Arahan peningkatan pada pengelolaan persampahan secara fisik berupa pengadaan prasarana pewadahan sampah serta pengadaan sistem pengangkutan sampah sedangkan arahan secara non fisik berupa pembinaan pola hidup bersih dan sehat, pembinaan program pemilahan sampah 3R dan pembinaan pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat.