Perancangan marine research centre dan oceanarium dengan pendekatan arsitektur biomimikri di Kuta Bali
P royek Arsitektur Akhir ini berisikan rumusan gagasan perancangan Marine Research Centre dan Oceanarium di Kuta guna menumbuhkan kesadaran masyarakat akan tsunami melalui arsitektur. Tidak seperti yang kita tahu, Bali, sebagai pulau yang terkenal akan keindahan pantainya, faktanya tidak luput dari ancaman tsunami. Kebutuhan akan pengetahuan mengenai tsunami dan edukasi mengenai biodiversitas laut Indonesia melatarbelakangi perancangan ini. Pemilihan lokasi Pantai Kuta kemudian menambah daya tarik pariwisata dimana tujuan pembangunannya turut didukung oleh hal tersebut. Sehingga proyek ini menjadi bangunan pariwisata pertama yang menggabungkan tiga fungsi, yaitu riset-edukasi-pariwisata, di Pantai Kuta. Tujuan dilakukannya perancangan Marine Research Centre dan Oceanarium selain untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bencana tsunami juga meningkatkan pariwisata di Pantai Kuta melalui bangunan tersebut sebagai tujuan wisata. Oleh karena itu, perancangan Marine Research Centre dan Oceanarium di Kuta menggunakan pendekatan Arsitektur Biomimikri untuk memberikan citra bangunan yang ‘hidup’ sebagaimana fungsi bangunannya yang menyokong ‘kehidupan ekosistem laut.’
T he content of this Final Architecture Project is the idea of designing a Marine Research Centre and Oceanarium in Kuta. It is aimed to raise awareness regarding tsunami through architectural means. Contrary to popular belief, Bali, known for its beautiful beaches, isn’t safe from tsunami threat. The urgent need of knowledge about tsunami and Indonesia’s ocean biodiversity became the background of this design process. Selecting Kuta Beach as the site location is done to add a recreational value to support the cause. Thus, this project integrates several building functions into one—research – education – recreation. Creating a breakthrough in Kuta Beach Tourism. The purpose of designing a Marine Research Centre and Oceanarium in Kuta, not only to raise awareness, but also to improve tourism value around the Kuta Beach area through the design itself. Therefore, this design uses Biomimicry Architecture as its approach to create a ‘living’ building image which corresponds to its function, supporting ‘marine life ecosystems’.