Kompensasi daya reaktif pada jaringan tegangan menengah dengan arsitektur master-follower dengan coupler untuk beban di sisi tegangan rendah pada PT. Bekaert Indonesia
P T Bekaert Indonesia melakukan ekspansi pabrik untuk meningkatkan kapasitas daya dari 22 MVA menjadi 32 MVA. Pada perubahan level kapasitas daya ini menuntut adanya perancangan ulang sistem tenaga listrik. Pada dasarnya, PT Bekaert Indonesia memiliki sistem jaringan listrik yang dibagi menjadi tiga sektor, yaitu Bekaert 1, Bekaert 2, dan Bekaert 3. Pada sistem jaringan lama, daya listrik masih disuplai dari gardu PLN tegangan 20 kV melalui tiga outgoing terpisah. Sementara pada sistem jaringan baru, tegangan suplai diperoleh dari tegangan 150 kV gardu induk PLN Teluk Jambe serta adanya penambahan penggunaan dua buah transformator daya dengan kapasitas 30 MVA. Untuk mengontrol faktor daya pada sistem jaringan digunakan sebuah alat power factor controller, namun karena terdapat perbedaan penggunaan transformator arus pada incoming transformator dan feeder reaktor maka power factor controller tidak dapat dikoneksikan dengan kapasitor bank sehingga dibutuhkan adanya penyesuaian transformator arus serta penetuan parameter pengaturan pada alat tersebut. Pada sistem jaringan baru tersebut juga terdapat sebuah coupler karena adanya penambahan reaktor arus hubung singkat yang menghubungkan busbar sisi A dan busbar sisi B. Coupler tersebut dapat memicu terjadinya kelebihan atau kekurangan kompensasi daya reaktif pada jaringan 20 kV, sehingga harus dibuat koordinasi kerja kapasitor bank berdasarkan kondisi coupler. Dari hasil penentuan, power factor controller diatur dengan nilai C/k masing-masing 0,23 pada kapasitor bank 4800 kVAr dan 0,15 pada kapasitor bank 3000 kVAr serta dengan target faktor daya sebesar 0,95. Dan setelah dilakukan penyesuaian transformator arus diperoleh rasio dari interposing CT 5/1A dengan kelas akurasi 0,2s dan pengenal beban 10 VA, sedangkan untuk summation CT diperoleh rasio 1+1/5A dengan kelas akurasi 0,5s dan pengenal beban 20 VA sehingga telah sesuai standar. Besar nilai daya reaktif sebelum adanya upaya perbaikan sebesar 7816,1 kVAr dan setelah adanya upaya perbaikan menjadi sebesar 4532,9 kVAr sehingga untuk mencapai target nilai faktor daya sebesar 0,95 dibutuhkan kompensasi daya reaktif sebesar 3282,2 kVAr.
P T Bekaert Indonesia is expanding the plant to increase the power capacity from 22MVA to 32MVA. On the change of power capaciy level demanded a redesign of power system. Basically, design of power system in PT Bekaert Indonesia is devided into three sectors, Bekaert 1, Bekaert 2 and Bekaert 3. On the existing power grid, power supply was still supplied from the PLN substation with 20 kV rated voltage through three separate outgoing. While on the new power grid, power supply is obtained from 150 kV PLN Teluk Jambe substation and there are addition of the use of two power transformers with 30 MVA power capacity. To control the power factor in a power grid, a power factor controller is used, but because there is a difference in the use of current trnasformers in the incoming transformers and feeder reactor, the power facor controller cannot be connected to the capacitor bank, so there is need to adjust the current transformers and determine the parameters of the device. On the new power grid there is also a coupler because of the addition a reactor current-limiter that connects a busbar section A and busbar section B. The coupler can trigger an under/over reactive power compensation on 20 kV power grid, so coordination of the capacitor banks must be made based the condition of a coupler. The result of determining, power factor controller is set with C/k value is 0,23 on capacitor bank 4800 kVAr and 0,15 on capacitor bank 3000 kVAr, target of power factor is 0,95. After adjusting the current transformers was obtained the ratio of interposing current transformers is 5/1A with 0,2s accuracy class and 10VA rated burden, while the ratio of summation current transformers is 1+1/5A with 0,5s accuracy class and 20VA rated burden so that it fits the standard. The value of reactive power before any improvement is 7816,1 kVAr and after an improvement is 4532,9 kVAr, so to reach the target 0,95 of power factor value needed a 3282,2 kVAr reactive power compensation.