Kajian penyediaan sarana kesehatan di Kabupaten Asmat
K esehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau (UU Kesehatan No.36/2009). Kabupaten Asmat sudah di lengkapi dengan fasilitas kesehatan berupa 1 rumah sakit, 14 puskesmas 59 pustu sesuai dengan ketentuan yang ada. Namun demikian, menurut data indeks pembangunan kesehatan, Asmat merupakan salah satu dari sepuluh kabupaten yang terburuk dalam pembangunan kesehatan di Indonesia (Kemenkes, RI, 2011). Hal ini diperkirakan berkaitan dengan karakteristik spesifik geografis Kabupaten Asmat yang didominasi daerah rawa serta permukiman dalam skala kecil yang menyebar. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian kajian penyediaan dan pelayanan sarana kesehatan ini dilakukan dengan tujuan menentukan arahan penyediaan yang mempertimbangkan kondisi geografis wilayah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spasial dan deskriptif kuantitatif. Metode spasial bertujuan untuk menganalisis lokasi-lokasi terkait pelayanan fasilitas kesehatan yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif untuk menjelaskan keterkaitan antar variable yaitu jumlah ketersediaan, sebaran, dan cakupan pelayanan fasilitas kesehatan serta pola sebaran permukiman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada 4 kecamatan yang masih belum memiliki sarana dan pelayanan fasilitas kesehatan. Selain itu, terdapat beberapa permukiman di 4 kecamatan yang belum terjangkau oleh sarana kesehatan yang ada di kecamatan tersebut karena sulitnya aksesibilitas. Karakteristik wilayah yang menyebabkan sulitnya aksesibilitas menyebabkan pemenuhan kebutuhan sarana kesehatan di Kabupaten Asmat tidak dapat menggunakan pendekatan ketentuan SNI maupun pendekatan administratif. Rekomendasi yang diberikan adalah penyediaan baru Puskesmas di Kecamatan yang belum telayani dan penambahan puskesmas pembantu serta perlu didukung oleh ketersediaan fasilitas sarana kesehatan berupa puskesmas keliling.
H ealth is the basic right of everyone. Everyone has the same right to get an access to health services that are safe, qualified and affordable (UU Kesehatan No. 36/2009). Asmat District has been equipped with health facilities in the form of 1 hospital, 14 health center, 59 Pustu according to existing provisions. However, according to the health development index data, Asmat is one of the ten worst districts health development in Indonesia (Kementrian Kesehatan, RI, 2011). This estimated related to the geographical specific characteristics of the dominated Asmat District swamp areas and small-scale settlements that spread. Based on these problems, this research is studies on the provision and service of health facilities is done with the aim of determining the direction and the provision that considering geographical conditions of the region. The method used in this study is spatial analysis and quantitative descriptive. Spatial methods aim to analyze locations related to health facility services followed by descriptive analysis for explain the connection between variables namely are the amount of availability, distribution , and coverage of health facility services and distribution patterns of settlements. Results of this study shows that there are still 4 sub-districts that are still not have facilities and services for health facilities. in addition, there are several settlements in 4 sub-districts that have not been reached by the existing health facilities iin the sub-district because of the accessibility difficulty. Regional characteristics causing difficulty in accessibility causing fulfillment of facilities health in Asmat District cannot use the SNI provisions approach or administrativeapproach. The recommendations given are provision new Puskesmas in sub-districts that have not been served and additional puskesmas helpers and need to be supported by the availability of health facilities such as mobile health center.